Tabuik Pariaman itu dikerjakan sejak awal Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2022 diselenggarakan, 31 Juli 2022 oleh kedua rumah Tabuik.
Dalam pengerjaan struktur Tabuik dibagi dua yaitu pangkek ateh (pangkat atas) dan pangkek bawah (pangkat bawah).
Tuo Tabuik Subarang Generasi kelima Zulbakri, menjelaskan pada pangkek ateh Tabuik terdiri atas puncak Tabuik dan jantuang Tabuik.
Ia mengutarakan pada bagian atas ada kendi bergambar kalajengking, Bungo Salapan dan jantuang (jantung) Tabuik sebanyak empat buah.
"Kalajengking pada kendi itu sendiri memiliki arti filosofis bagi orang Pariaman," katanya, Sabtu (13/8/2022).
Kalajengking yang memiliki tabiat diam-diam dan pantang diganggu, karena kalau diganggu pasti akan menjepit, persis seperti perangai orang Pariaman.
Menurutnya orang Pariaman itu pantang diganggu dan tidak suka mencari musuh, namun kalau ada akan dihadapi.
Laki-laki yang akrab disapa Mak Etek ini juga menjelaskan pada pangkek bawah Tabuik terdapat biliak (kamar) Tabuik.
Biliak ini berjumlah tujuh buah, itu lambang dari tatanan kehidupan bermasyarakat orang Pariaman.
Bilik itu dibuat bertingkat, bagian paling atas melambangkan niniak mamak, seterusnya alim ulama, cadiak pandai, pemuka masyarakat, Bundo kandung, orang sumando dan paling bawah anak kamanakan.
Kemudian di bawah biliak tabuik ada Buraq, Buraq tersebut merupakan kendaraan Rasulullah SAW sewaktu isra' mi'raj.
"Dalam Tabuik, peran Buraq melambangkan kendaraan yang membawa jasad Husein (cucu nabi) setelah terbantai di Padang Karbala," jelasnya.
Pada bagian bawah Buraq terlihat seperti binatang dan identik dengan warna hitam.
Serta dilengkapi dengan sayap dan kaki untuk bagian pangkek bawah Tabuik. (*)