Jelang HUT Kemerdekaan RI, Momen Pedagang Bendera Merah Putih Kota Padang Mendulang Rejeki

Penulis: Wahyu Bahar
Editor: afrizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jelang hari ulang tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI), pedagang bendera merah putih mulai menghiasi Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, Minggu (31/7/2022

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ialah momen tersendiri bagi pedagang bendera merah putih untuk mengais rejeki.

Biasanya menjelang 17 Agustus pedagang bendera akan menjamur di pinggir-pinggir jalan.

Hal itu juga berlaku bagi pedagang bendera merah putih di Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang Provinsi Sumatera Barat.

Seorang pedagang, Fitri Diana (42) mengatakan, sudah lima tahun terakhir, ia dan suami menggelar lapak dagangan di Jalan Khatib Sulaiman.

Baca juga: Cerita Pedagang Bendera Jelang 17 Agustus di Padang, Buka Sejak Pagi hingga Matahari Terbenam

Baca juga: Belum Habis Bulan Juli, Pedagang Bendera Telah Mulai Terlihat di Kota Padang

Selama satu bulan penuh sebelum 17 Agustus, Fitri bernaung di bawah pohon-pohon yang ada dipinggir jalan itu.

Setiap hari, mulai dari pagi hingga matahari terbenam ia menanti pembeli mengangkut bendera yang ia jual.

Ia mengakui bahwa omzet dari berjualan bendera sangat cukup untuk menghidupi keluarganya, dibanding penghasilan dari profesi sehari-hari suaminya yaitu buruh borongan sumur bor.

Begitu juga, uang hasil berjualan bendera selama satu bulan bisa ia sisihkan untuk menabung.

"Alhamdulillah, berjualan bendera ini rejeki tersendiri bagi kami, namun tetap saja ini rejeki harimau (kadang laris, kadang tidak)," katanya kepada TribunPadang.com, Minggu (31/7/2022).

Ia dan suami yang sesekali menyahut juga mengatakan hal yang sama bahwa terkadang dalam satu hari tiada satupun orang yang membeli dagangannya.

Walakin, di hari lain bisa meraup omzet yang cukup banyak.

Fitri juga tidak bisa menyebutkan rincian rata-rata omzet selama satu bulan berjualan.

Ia hanya memperkirakan bahwa perhari bisa untung sebanyak Rp 200 ribu lebih.

"Belum lagi makan kita di sini, jajan anak. Dari pagi hingga malam tentu juga banyak uang keluar," ujar dia sambil mengasuh anak bungsunya.

Dikatakannya, bendera yang ia jual dijahit oleh beberapa orang keluarganya, yaitu ibu dan kakaknya.

Halaman
12

Berita Terkini