Cerita Pedagang Bendera Jelang 17 Agustus di Padang, Buka Sejak Pagi hingga Matahari Terbenam
Belasan Pedagang Bendera Hiasi Trotoar Sepanjang Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang, buka Sejak Pagi hingga Matahari Terbenam
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: afrizal
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Pedagang bendera merah putih mulai meramaikan jalan Khatib Sulaiman Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, Minggu (31/7/2022).
Pantauan TribunPadang.com, ada belasan pedagang yang berjualan bendera merah putih, dari perempatan jalan Masjid Raya Sumbar hingga perempatan jalan Simpang Presiden.
Bendera merah putih bermacam model dan ukuran terpajang di tiap lokasi pedagang berjualan.
Baca juga: HUT ke-77 RI, Pemko Padang Keluarkan Instruksi Pengibaran Bendera Merah Putih Satu Tiang Penuh
Baca juga: Belum Habis Bulan Juli, Pedagang Bendera Telah Mulai Terlihat di Kota Padang
Ada yang berukuran jumbo atau besar, yaitu sepanjang 20 meter x 80 sentimeter.
Ada yang seukuran marawa, ukuran kecil, hingga umbul-umbul.
Salah seorang pedagang, Fitri Diana (42) mengatakan bahwa ia sudah mulai berjualan jelang HUT RI sejak tanggal 18 Juli 2022 lalu.
Dan dipastikan ia akan menutup lapak dagangan pada 17 Agustus 2022 saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 77 Republik Indonesia (RI).
Itu artinya, Fitri berjualan satu bulan penuh sebelum HUT RI.
Kebiasaan berdagang bendera ini sudah 5 tahun terkahir ia geluti, selama satu bulan jelang 17 Agustus ia akan membuka lapak dagangan bersama sang suami.
"Saya mulai berjualan sejak tanggal 18 Juli lalu, buka setiap pagi hingga matahari terbenam, biasanya usai magrib kami akan pulang ke rumah," kata Fitri.
Warga asli Banda Puruih ini mengatakan, sebagian dari belasan pedagang yang berjualan di Jalan Khatib Sulaiman merupakan kerabat-kerabatnya.
Sehari-hari, ia berprofesi sebagai ibu rumah tangga, sementara sang suami seorang pekerja borongan sumur bor.
Menjual bendera merah putih selama satu bulan dalam setahun adalah rejeki tersendiri bagi ia dan keluarganya.
"Alhamdulillah, biasanya omzet lumayan, setidaknya dapat mencukupi kebutuhan anak-anak," ujar ibu enam orang anak ini.
"Omzet jualan seperti ini ibaratnya rasaki harimau, kadang dalam sehari ndak ada pacah talua, kadang malah banjir pembeli," pungkas Fitri yang saat ini tinggal di Durian Taruang ini. (*)