Pro dan Kontra Vaksin PMK pada Para Peternak Sapi di Kabupaten Padang Pariaman, Aman atau Tidak?

Penulis: Panji Rahmat
Editor: Mona Triana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peternak Nasrul (51) saat memberi makan ternaknya di kandang

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sedang berlangsung untuk mengantisipasi penyebaran, hanya saja vaksinasi ini menimbulkan pro dan kontra pada masyarakat.

Vaksinasi PMK mulai digalakkan oleh pemerintah Indonesia mengingat kondisi penyebarannya sudah meluas ke 221 kabupaten dan kota. Jumlahnya dilansir dari TribunNews.com sudah mencapai 187 ribu ekor ternak, Kamis (30/7/2022).

Sedangkan untuk Sumatera Barat (Sumbar) kasus tertinggi berada di Kabupaten Padang Pariaman berjumlah ribuan ekor ternak.

Dari jumlah ini Padang Pariaman kebagian sebanyak 200 dosis vaksin PMK.

Baca juga: Pemerintah Percepat Pengendalian PMK Jelang Idul Adha

Baca juga: Aturan Penyembelihan Kurban saat PMK, Distan Padang: Dianjurkan di Rumah Potong Hewan

Dosis Vaksinasi itu sudah dibagikan pada pekan lalu (27/6/2022) di dua nagari, hanya saja persoalan vaksinasi ini menimbulkan pro dan kontra pada peternak.

Hal ini disampaikan oleh peternak asal Korong Ampalu Tarok Tinggi Nagari Lareh Nan Panjang Selatan Azmar (52), bahwa ia tidak mau ternaknya divaksin.

"Kalau saya tidak mau ternak saya divaksin," katanya pada TribunPadang.com.

Petugas Dinas Pertanian Kota Padang melakukan penyuntikan vaksin PMK pada sapi, Selasa (29/6/2022). Suntik vaksin PMK dilakukan pada sapi pembibitan di Rumah Potong Hewan Kota Padang (TRIBUNPADANG.COM/RIMA KURNIATI)

Menurutnya selama virus PMK menyebar, ia sudah memberi perawatan maksimal pada ternaknya melalui pemberian makanan dan minuman sesuai kebutuhan.

Bahkan melalui konsultasinya dengan mantri, Azmar selalu melengkapi ternaknya dengan vitamin dan obat-obatan tradisional lainnya.

"Sesekali kalau ternak sakit agak parah dan obat-obatan tradisional kurang mempan, baru saya suntik dengan mantri tersebut," katanya sembari memberi makan sapinya di kandang.

Bersyukurnya selama hal tersebut ia lakukan, ternaknya tidak pernah terpapar PMK.

Bahkan ia meyakini bahwa melalui perawatan yang ia berikan sudah cukup untuk mengantisipasi penyebaran PMK pada ternaknya.

Sehingga ia tidak mau ternaknya divaksin, ragam ketakutan akibat vaksinasi membuatnya teguh pada keyakinan itu.

"Kalau dari informasi yang saya peroleh, setelah vaksin itu sapi bisa demam dan nafsu makannya turun," jelasnya.

Halaman
12

Berita Terkini