Sejarah
Berdasarkan catatan sejarah yang ada pada prasasti cagar budayanya, Masjid Bingkudu telah melewati masa eksistensi dua abad, atau didirikan sekitar 1823.
Pembangunan masjid diprakarsai oleh Lareh Canduang bernama Haji Salam, bergelar Inyiak Basa.
Kesepakatan pembangunan masjid berdasarkan hasil musyawarah bersama dari empat delegasi yang ada disekitar masjid berdiri.
Sementara itu, catatan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam, bangunan masjid didirikan oleh kaum Padri pada tahun yang sama.
Pembangunan dilangsungkan saat berkecamuknya Perang Padri, perang antara kaum adat dengan ulama sebelum gejolak melawan Belanda.
Kemudian, Arman (58), penjaga Masjid Bingkudu menyebut masjid itu sudah berdiri sejak 500 tahun silam.
Arman menuturkan, sejarah berdirinya masjid ini ia peroleh dari carita para tetua yang tinggal di sekitar Masjid Bingkudu.
"Berdasarkan sejarah dari yang tua-tua yang saya peroleh, masjid ini sudah berdiri 500 tahun lalu, itu tidak satu orang yang menyebut," ujarnya saat berbincang dengan TribunPadang.com, pekan lalu.
Arman menyebut, simpang siur sejarah masjid ini terjadi karena tak adanya catatan sejarah dari masjid.
Di dalam masjid terdapat sebuah mimbarnya.
Di dalamnya tertulis tahun 1316 Hijiriah atau 1901 yang diduga tahun pembuatan mimbar.
Arsitektur
Secara geografis, masjid ini dibangun di tengah lembah dengan bahan utama kayu, mulai dari kerangka, tiang, lantai, hingga dinding.
Berarsitektur khas Minangkabau, masjid ini didirikan dengan atap berundak-undak tumpang tiga dari ijuk.