Hewan Ternak di Sumbar Positif PMK

59 Ekor Ternak yang Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku di Pariaman Dinyatakan Sembuh

Penulis: Panji Rahmat
Editor: afrizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Padang Pariaman tengah memeriksa seekor sapi, sebagai bentuk antisipasi penyebaran PMK, Rabu (18/5/2022)

Laporan Reporter TribunPadang.com, Rahmat Panji

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN- Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Pariaman mulai mengalami penurunan.

Hingga, Senin (6/6/2022) sudah ada 59 ekor ternak yang sebelumnya terjangkit dinyatakan sembuh.

Jumlah ini disampaikan oleh Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kota Pariaman Marini Jamal.

Baca juga: 130 Ternak di Payakumbuh Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku, Belum Ada Kasus Kematian

Baca juga: Update Penyakit Mulut dan Kaki, Disnak Keswan di Sumbar Mulai Kekurangan Stok Obat-obatan

"Total saat ini sudah ada 59 ekor sapi yang sembuh terbanyak di Kecamatan Pariaman Selatan," katanya pada TribunPadang.com, Selasa (7/6/2022).

Ia merinci di Pariaman Selatan ada sebanyak 56 ekor ternak terpapar PMK. 

Saat ini sudah ada 48 ekor yang sembuh dan 3 ekor potong paksa.

Sisa ada 5 ekor ternak lagi yang masih sakit di Kecamatan Pariaman Selatan.

Lalu di Kecamatan Pariaman Timur masih ada 2 ekor sapi yang positif PMK.

"Untuk Kecamatan Pariaman Utara 11 ekor yang positif kemarin sudah sembuh," terangnya.

Sehingga saat ini tidak ada kasus positif ternak terjangkit PMK di Pariaman Utara.

Hanya saja penyebaran meluas ke Pariaman Tengah yang dua pekan sebelumnya tidak ditemui ternak terjangkit PMK.

Di kecamatan Pariaman Tengah ditemui ada 10 ekor sapi yang terpapar PMK.

"Jadi total masih ada 17 ekor ternak lagi yang masih sakit dan  sedang mendapat perawatan," bebernya.

Ia berharap penyebaran PMK di Kota Pariaman bisa terus ditekan dengan memberikan perawatan pada ternak yang terjangkit.

Pihaknya sampai saat ini juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi pada peternak untuk meminimalisir penyebaran tersebut. (*)

Berita Terkini