Di tengah serambi dan tempat berwudhu ada tempat salat sekaligus mimbar yang menghadap ke barat.
Pembatas antara serambi dengan ruang Salat bagian tengah adalah tembok dengan beberapa pintu masuk dan delapan jendela.
Bagian dalam masjid terlihat ada 25 tiang yang berjejer lima ke samping dan lima ke depan.
Menurut Al Mujin, jumlah tiang tersebut merupakan jumlah dari nabi dan rasul yang wajib diimani oleh umat Islam.
Sedangkan, bagian atas masjid atau Kubah, terlihat ada lima tingkatan atap dan paling tinggi.
"Bagian khubah tersebut merupakan lambang dari rukun Islam yaitu 5 tingkat," jelas Al Mujin.
Cerita lain yang patut di simak dari Masjid Raya Ganting kata Al Mujin dulunya pernah ditinggali oleh Soekarno semasa pengasingan dirinya waktu itu.
"Waktu itu semasa Jepang menjajah Indonesia, sebelum kemerdekaan bung karno pernah tinggal satu bulan di sini," imbuhnya.
Ia memaparkan bahwa sewaktu Soekarno hendak ditangkap oleh Jepang, ia dilarikan oleh Pemuda Anshor (Hizbul Wathon) ke Painan Kabupaten Pesisir Selatan.
"Sebelum dibawa ke sana ia singgah selama satu bulan di masjid ini, ia menginap di salah satu rumah pengurus persis di belakang mesjid ini," ujarnya.
Selain Soekarno banyak pemimpin negara lain yang berkunjung ke Masjid Raya Ganting, di antaranya, KH Abdurrahman Wahid hingga Megawati Soekarnoputri.
Kumpulan cerita Masjid Raya Ganting membuat mesjid ini pada puluhan tahun lalu menjadi salah satu situs cagar budaya.
Semangat dari latar belakang hingga status Masjid Raya Ganting sebagai cagar budaya juga ikut menerpa masyarakat ganting untuk merawatnya.
Mulai dari mengecat sampai membetulkan kran dan memasang tandon air dibagian luar untuk menerapkan program kesehatan di bantu oleh masyarakat ganting.
Sehubungan penyebaran virus corona atau Covid-19, sehingga pihaknya menyiapkan seluruh fasilitas untuk mematuhi protokol kesehatan.