Harga Minyak Goreng di Bukittinggi

Harga Minyak Goreng di Bukittinggi Relatif Masih Tinggi, Pedagang: Harganya Masih Modal Lama

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri
Editor: Emil Mahmud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilusrasi: Minyak goreng

Bias menambahkan, langkanya stok minyak juga menjadi pemicu ia dan pedagang lainnya belum menurunkan harga minyak.

"Dari distributor harganya masih harga lama, tapi kalau dari sana harganya murah, tentu kita murah juga. Tambah pula stoknya sedikit," tutup Bias. 
 
Sebagian Pedagang Belum Tahu HET 

Sementara itu, harga minyak goreng curah dipatok seharga Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.

Berkenaan dengan kebijakan tersebut, sejumlah pedagang di Pasar Pariaman Provinsi Sumatera Barat belum mengetahui adanya aturan tersebut.

Eka Liswati, seorang pedagang di Pariaman mengaku belum mengetahui kebijakan harga eceran tertinggi tersebut.

Ia mengatakan, hanya tahu standar harga minyak goreng kemasan seharga Rp 14.000.

Dan saat ini, ia memberlakukan harga minyak goreng kemasan Rp 14.000 di warungnya.

Baca juga: Transmart Padang Tak Ada Jual Minyak Goreng Murah, Hanya Satu Harga Rp 14.000, Tunggu Stok Masuk

Seorang pedagang di Pasar Pariaman, Syafruddin tengah merapikan rak minyak goreng kemasan di warungnya. Selasa (1/2/2022). (TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR)

Sedangkan, untuk minyak goreng curah masih dijual dengan harga Rp 18.000 hingga Rp 19.000 perkilogram.

"Harga minyak goreng masih harga biasa, Rp 14.000 untuk kemasan, Rp 19.000 untuk minyak goreng kiloan," ujar Baik di warungnya. Selasa (1/2/2022).

Ia mengatakan, harga minyak goreng kemasan sudah disesuaikan dengan aturan dari Kemendag RI dengan standar Rp 14 ribu sejak dua pekan yang lalu.

Sementara itu, hal yang sama juga diutarakan pedagang lainnya, yakni Gusniati Eni.

Ia mengaku belum mengetahui kebijakan soal harga eceran tertinggi minyak goreng itu.

"Baru tahu harga segitu, sedangkan saya masih jual dengan harga lama," kata Gusniati.

Gusniati mengatakan, minyak goreng yang tersedia di warungnya masih stok lama.

"Ga mungkin menjual dengan harga standar atau sesuai aturan, sedangkan saya masih beli dengan harga tinggi, dan stoknya belum habis," kata dia.

Halaman
123

Berita Terkini