Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Harga minyak goreng di pasaran kini terus melonjak, tak terkecuali di Sumatera Barat (Sumbar).
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut lonjakan harga minyak goreng ini tidak lepas dari kenaikan harga CPO di pasar global.
Baca juga: Jeritan Penjual Gorengan di Kota Padang saat Minyak Goreng Naik Drastis, Bayu: Untung Jadi Sedikit
Baca juga: Harga Minyak Goreng Curah di Padang Melonjak Drastis, Per Kilogram Capai Rp 18.500
Hal itu juga diakui Gubernur Sumbar Mahyeldi saat ditemui di Auditorium Gubernuran, Selasa (9/11/2021).
"Memang saat ini harga CPO di pasar global naik."
"Apakah sudah melampaui dari harga yang sudah ditetapkan, nanti akan kita evaluasi dan tentukan langkah," kata Mahyeldi.
Baca juga: Harga Kebutuhan Pokok di Padang Hari Ini, Cek Daging Ayam, Kacang Hijau dan Minyak Goreng
Baca juga: Harga Kebutuhan Pokok di Padang Hari Ini Jumat 28/5/2021, Harga Minyak Goreng Mulai Naik
Pantauan TribunPadang.com, harga minyak goreng curah di lapangan mencapai Rp 18.500 per kilogram.
Mahyeldi mengatakan akan mengecek ketersedian minyak goreng tersebut.
Baca juga: Harga Kebutuhan Pokok di Padang Hari Ini Kamis 29 April 2021, Minyak Goreng Mulai Kenaikan
Baca juga: Apa yang Akan Terjadi jika Tidak Ada Kapas dan Minyak Goreng?
Serta mendiskusikan lebih lanjut dengan Dinas Perdagangan termasuk dengan perusahaan yang mengolah minyak dan mengekspor minyak.
Sementara untuk kenaikan harga bahan pokok lainnya, Mahyeldi menuturkan akan mengantisipasi itu dengan langkah-langkah evaluasi secara keseluruhan.
Baca juga: Harga Kebutuhan Pokok di Padang Selasa 6/4/2021, Daging Ayam dan Minyak Goreng Mulai Naik
"Kita lihat stok di bulog, di pabrik-pabrik. Itu harus dikendalikan supaya tidak terjadi inflasi," ujar Mahyeldi.
Hingga saat ini ia memastikan ketersediaan bahan pokok di Sumbar masih cukup.
Baca juga: Harga Kebutuhan Pokok di Padang Per Kamis (1/4/2021), Minyak Goreng, Cabai Merah dan Tomat Turun
"Kita daerah yang berpenghasil, ada banyak perusahaan yang mengolahnya bahkan ada yang mengirim ke luar. Kita kendalikan dulu dari dalam," tutup Mahyeldi. (*)