TRIBUNPADANG.COM - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menduga kekerasan dan penjarahan yang mengguncang negaranya selama seminggu terakhir direncanakan dan dikoordinir oleh seseorang.
Dugaannya itu muncul selama dia melakukan kunjungan pertamanya ke daerah-daerah yang terkena dampak kerusuhan terburuk di era pasca-apartheid negara itu.
"Yang jelas semua kerusuhan dan penjarahan ini dilatarbelakangi, ada orang yang merencanakan dan mengkoordinirnya," kata Ramaphosa pada Jumat (16/7/2021) sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Ramaphosa membuat pernyataan ketika dia mengunjungi Kotamadya Ethikwini, yang meliputi kota pelabuhan Durban di Provinsi KwaZulu-Natal.
Wilayah tersebut diketahui menjadi satu di antara daerah yang paling parah dilanda penjarahan selama seminggu hingga menghancurkan ratusan bisnis.
Baca juga: Produk Asal Sumatera Barat Berpeluang, Tembus Pasar Afrika
Baca juga: Polwan Briptu Imah Ikut Misi Kemanusiaan PBB di Afrika Tengah, 6 Alasan Bikin Netizen Penasaran
Selain mengalami kerugian materi, dilaporkan bahwa sedikitnya 117 orang tewas dalam kerusuhan.
Beberapa korban ditembak dan yang lainnya tewas dalam penjarahan.
Dikatakan Ramaphosa, pihaknya telah mengejar dalang di balik kerusuhan yang terjadi sejak mantan Presiden Jacob Zuma ditahan pihak berwenang itu.
Ramaphosa tidak akan membiarkan anarki dan kekacauan terjadi di Afrika Selatan.
"Kami mengejar mereka, kami telah mengidentifikasi sejumlah besar dari mereka, dan kami tidak akan membiarkan anarki dan kekacauan terjadi di negara kami," kata Ramaphosa kepada wartawan.
Sebelumnya, pada Kamis (15/7/2021), pemerintah mengatakan bahwa satu di antara tersangka telah ditangkap dan 11 lainnya berada dalam pengawasan.
Secara keseluruhan, 2.203 orang telah ditangkap selama kerusuhan karena berbagai pelanggaran, termasuk penjarahan.
Ramaphosa mengakui, bagaimanapun, bahwa pemerintahnya bisa bertindak lebih cepat untuk mencegah kerusuhan dan menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya ketegangan rasial di KwaZulu-Natal.
Baca juga: Zinedine Zidane Relakan Enzo Zidane Hijrah ke Klub Afrika, Gabung Wydad Casablanca di Liga Maroko
Zuma Dipenjara
Aksi protes di Afrika Selatan pecah sehari setelah Zuma, yang memiliki dukungan di antara orang miskin dan loyalis di Kongres Nasional Afrika (ANC) yang berkuasa, memulai hukuman penjara pada Rabu (7/7/2021).