Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Seorang warga Jorong Pinagar, Nagari Persiapan Pinagar Aur Kuning, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat mengaku diserang beruang.
Soron (62) diserang beruang Rabu (16/6/2021) pagi sekitar pukul 07.00 WIB.
Korban pun mengalami luka cakar.
BKSDA Resort Pasaman pun bergerak cepat dengan memasang perangkap dan memberikan umpan nangka matang.
Baca juga: Update Warga Pasaman Barat Diserang Beruang Madu, BKSDA Pasang Perangkap, Nangka Dijadikan Umpan
Baca juga: Update Warga Pasaman Barat dan Beruang Madu Bergulat, Tim BKSDA Resor Pasaman Pasang Perangkap
Namun, hingga hari ini, keberadaan beruang tersebut belum juga diketahui.
Kepala Resort Pasaman BKSDA Sumbar, Rusdiyan P, mengatakan belum ada tanda-tanda masuknya satwa liar jenis beruang madu tersebut.
Pihaknya juga memeriksa perangkap tiap hari.
"Setiap hari kita melakukan pemeriksaan terhadap perangkap yang telah dipasang, tapi tidak ada perkembangannya," kata Ruadiyan P, Minggu (20/6/2021).
Ia menjelaskan, hingga saat ini tidak ada laporan dari warga yang melihat beruang madu tersebut.
"Selain itu, kita juga tidak ada menemukan bekas jejak kaki dari beruang tersebut," katanya.
Pemasangan perangkap bertujuan mengevakuasi satwa agar dikembalikan ke lokasi habitatnya yang jauh dari aktivitas manusia.
"Kita juga memberikan umpan di dalam perangkap tersebut berupa buah nangka yang sudah masak atau matang," katanya.
Buah nangka yang sudah berbau harum dapat menarik perhatian satwa tersebut.
Kronologi Seorang Warga Diserang Beruang
Diberitakan sebelumnya, peristiwa itu terjadi pada Rabu (16/6/2021) sekitar pukul 07.00 WIB di Jorong Pinagar, Nagari Persiapan Pinagar Aur Kuning, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar.
Kepala Resort Pasaman BKSDA Sumbar, Rusdiyan P, mengatakan warga itu bernama Soron (62).
"Seorang warga bernama Soron (62) diserang beruang madu ketika sedang memperbaiki pipa air dari bukit menuju rumahnya," kata Rusdian P, Kamis (17/6/2021).
Ia menyebutkan, warga yang ada di lokasi tersebut memang memanfaatkan mata air yang ada di perbukitan.
"Karena semalam hujan, dia memperbaiki pipa yang tersumbat. Tiba-tiba ada seperti ada yang mendorongnya," katanya.
Namun, saat korban membalikkan badannya ternyata ada satwa liar jenis beruang.
"Beruang ini memiliki badan yang besar dan di dadanya ada warna putih di dadanya. Selanjutnya beruang tersebut mencoba untuk mencakar korban," ujarnya.
Korban sempat melawan untuk menghalau beruang tersebut. Namun, korban mengalami luka akibat cakar dari beruang.
"Korban luka cakaran di dekat mata kanan dan telinga kanan," sebutnya.
Ia menyebutkan, luka yang dialami korban tidak terlalu parah sehingga tidak dijahit.
"Korban melakukan perlawanan sampai meninju bagian muka beruang, kalau dari keterangan korban," katanya.
Kata dia, beruang tersebut berhenti menyerang setelah berhasil melayangkan pukulan tepat di bagian wajah beruang.
"Setelah itu, barulah beruang pergi meninggalkan korban,"katanya.
Mengenal Lebih Jauh Beruang Madu yang Memiliki Kuku Panjang
Kepala Sub Bagian Tata Usaha (KSBTU) BKSDA Sumbar, Wawan Sukawan, mengatakan beruang madu memiliki bulu berwarna hiram, dan wajahnya berwarna abu-abu.
Selain itu, terdapat bercak putih di bagian atas dada dan matanya berwarna cokelat.
Sedangkan lidahnya dapat memanjang untuk mencari makanan atau madu lebah di pepohonan.
"Secara umum satwa ini berjalan dengan 4 kakinya, tetapi dapat berdiri saat mencari makan dan memanjat. Sedangkan 2 kaki depan bisa berfungsi layaknya tangan," kata Wawan Sukawan yang juga Plh BKSDA Sumbar, Senin (7/6/2021).
Ia mengatakan, beruang madu lebih aktif pada malam hari dan memiliki kuku yang panjang di keempat lengannya.
Kuku yang panjang tersebut digunakan untuk mencari makanan dan memudahkan dalam memanjat pohon.
"Karena memiliki kuku yang tajam dan panjang. Sebaiknya kita menghindar atau tidak memasuki habitatnya bila diketahui adanya keberadaan satwa tersebut," ujarnya.
Dikatakannya, beruang madu mempunyai penciuman yang sangat tajam sehingga dapat mencium
bekas injakan satwa lain maupun manusia.
"Pengelihatan diduga biasa saja, sedangkan pendengarannya cukup peka," kata Wawan Sukawan.
Beruang madu adalah binatang omnivora yang memakan buah-buahan dan tanaman hutan hujan tropis, termasuk juga tunas tanaman jenis palem, dan kelapa.
"Mereka juga memakan serangga, madu, burung, dan binatang kecil lainnya," katanya.
Beruang madu memiliki panjang tubuh lebih kurang 1.4 meter dan berat 50-65 kilogram.
Sifat-sifat fisik beruang madu adalah sebagai berikut:
• Bulunya pendek, mengilau dan pada umumnya hitam (namun terdapat pula yang berwarna coklat kemerahan maupun abu-abu);
• mata berwarna coklat atau biru;
• Hampir setiap beruang madu mempunyai tanda di dada yang unik (warnanya biasanya kuning, oranye atau putih, dan kadang-kadang bertitik-titik);
• Hidung dari beruang madu relatif lebar tetapi tidak terlalu moncong;
• Kepalanya relatif besar sehingga dapat merupai anjing; kupingnya kecil bundar, dan dahinya yang penuh daging terkadang tampak berkerut;
• Mempunyai lidah yang sangat panjang (paling panjang dari semua jenis beruang yang ada).
• Lengan yang melengkung ke dalam, telapak yang tidak berbulu, dan kuku yang panjang, (maka beruang madu sangat terdaptasi buat memanjat pohon)
• Tangannya relatif besar dibandingkan dengan ukuran badan (kemungkinan besar hal ini memudahkan beruang madu utnuk menggali tanah dan membongkar kayu mati untuk mencari serangga).