TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Detasemen Khusus 88 Antiteror telah menangkap setidaknya 13 terduga teroris usai insiden bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3/2021) kemarin.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan belasan terduga teroris tersebut diamankan di sejumlah daerah di Indonesia.
Rinciannya, 5 orang terduga teroris di antaranya ditangkap di Nusa Tenggara Barat (NTB), Jakarta-Bekasi 4 orang dan Sulawesi Selatan 4 orang.
Menurutnya, beberapa yang tertangkap telah teridentifikasi sebuah jaringan JAD.
"Penangkapan hari ini juga terkait dengan kelompok JAD yang kemarin sudah kami amankan. Saat ini terus kita kembangkan," kata Sigit dalam konferensi pers, Senin (29/3/2021).
Baca juga: Pasutri Bomber Makassar Dinikahkan Sesama Teroris yang Ditangkap Januari 2020
Ia menjelaskan bahwa 4 terduga teroris yang diamankan di Sulawesi Selatan itu diduga turut membantu pelaku bom bunuh diri di Makassar kemarin.
Menurut Sigit, keempatnya diketahui turut membantu pasangan suami-istri itu untuk membeli bahan-bahan peledak yang digunakan dalam kegiatan pengeboman kemarin.
"Saat ini mereka sudah kita amankan. Perannya masing-masing ada yang membeli bahan, ada yang mengajarkan, ada juga yang membuat handak dan yang siap menggunakan bahan tersebut," tukas dia.
Baca juga: Rizieq Shihab Kutuk Insiden Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar
Baca juga: PascaLedakan Bom di Makassar dan Jelang Hari Paskah, Polda Sumbar Perketat Awasi Objek Vital
Video Rekaman Beredar
Dilansir TribunPadang.com, peristiwa berupa ledakan bom terjadi di Jalan Kajaolalido - MH Thamrin, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan atau Sulsel pada Minggu (28/3/2021) siang.
Akibat insiden tersebut, terlihat sejumlah warga yang melintas atau berada di sekitar terlihat panik.
Dalam video rekaman yang beredar, terdengar suara warga yang menyebut ledakan itu adalah bom dan tampak mirip potongan tubuh.
Hingga saat ini wartawan Tribun Timur.com, masih berusaha mengonfirmasikan kejadiannya ke polisi.
Dari WhatsApp Groups/WAG, juga sudah beredar imbauan mengatasnamakan polisi agar foto dan video kejadian di depan Gereja Katedral Makassar itu tidak disebar.
Menurut isi pesan berantai itu, menyebar video dan foto kejadian hanya membuat warga semakin panik dan itulah sasaran dari pelaku dan otak kejadian itu.