TRIBUNPADANG.COM - Hingga 24 jam terakhir, pemberitaan populer di Kanal Sumatera Barat portal TribunPadang.com tentang Ketua IAGI Sumbar, Dian Hadiansyah di Padang mengatakan likuifaksi adalah peristiwa keluarnya air tanah dari bawah permukaan.
Simak rangkungan sederet berita berikut ini;
1. Ketahui Likuifaksi juga Bisa Terjadi di Kota Padang, Berikut Ini Gambaran Peristiwa Alam
Ketua IAGI Sumbar, Dian Hadiansyah di Padang mengatakan likuifaksi adalah peristiwa keluarnya air tanah dari bawah permukaan.
"Tanah itu diikuti dengan peristiwa pembuburan namanya. Jadi semua itu dipicu akibat adanya gempa bumi. Air tanah itu keluar, dan membuat tanah di sekitarnya itu menjadi lunak," kata Dian Hadiansyah, Minggu (23/2/2020).
Dian Hadiansyah mengatakan untuk contoh dampak likuifaksi dapat dilihat di Palu, dimana rumah amblas.
"Likuifaksi itu tidak akan muncul kalau tidak adanya gempa bumi. Daerah kota Padang itu termasuk daerah sedimen tebal, apalagi daerah tepi pantai yang berpotensi terhadap likuifaksi," kata Dian Hadiansyah.
Menurutnya, sedimen tebal itu daerah cekungan yang diisi oleh batuan sedimen yamh mengandung air, hampir mirip dengan Palu.
"Kami tidak usah khawatir, karena likuifaksi tidak akan terjadi jika tidak adanya gempa. Pada gempa tahun 2009 juga ada likuifaksi yang terjadi disini (padang). Untuk Sumbar likuifaksi itu akan terjadi di pesisir pantai. Karena disitu airnya melimpah, terus ia sedimennya tebal," ujar Dian Hadiansyah.
Dian Hadiansyah mengatakan karakter sedimen tersebut adalah endapan batuan yang memiliki pori, ada pasir, lumpur, dan lainnya.
"Kalau air tanahnya cukup melimpah, itu potensinya besar. Sebenarnya untuk kewenangan adalah dari pihak BPBD untuk mengambil langkah kedepan. Kalau di Dinas ESDM, kami pernah mengeluarkan peta zonasi dimana saja daerah-daerah berpotensi terhadap aktivitas gempa dan likuifaksi," kata Dian Hadiansyah.
Namun, Dian Hadiansyah menjelaskan untuk saat inj kewenangannya sudah di BPBD, dan BPBD juga sudah punya pemetaannya.
"Kalau untuk Padang yang pernah kejadian likuifaksi itu di dekat Basko, daerah Purus. Untuk kawasan dekat Basko yaitu dekat jembatan, dan waktu itu pusatnya ada di Pariaman, sehingga likuifaksinya tidak seperti di Palu," kata Dian Hadiansyah.
Dikatakannya, untuk Kota Palu merupakan jalir patahan, sedangkan untuk Kota Padang gempanya arah ke laut.
"Peta likuifaksi itu ada di badan Geologi Kementerian ESDM," tutup Dian Hadiansyah.
Berita selengkapnya klik di sini!
2. Pemilihan Bakal Calon Bupati Dharmasraya 2020 Masih Nihil Calon Independen
Pemilihan Bakal Calon Bupati Dharmasraya 2020 masih nihil calon independen (perseorangan).
Pasalnya, lima hari pembukaan penyerahan dukungan calon perseorangan di KPU, belum ada satupun bakal calon yang menyerahkan dukungan.
"Hingga penutupan jadwal penyerahan syarat dukungan pada Minggu (23/2/2020), belum ada satupun bapaslon yang datang," kata Ketua KPU Dharmasraya, Maradis.
Ia menjelaskan, sesuai dengan jadwal pasangan balon dari jalur perseorangan diberikan waktu untuk menyampaikan berkas dukungan ke KPU mulai 19 hingga 23 Februari 2020.
Kalau misalnya tidak ada, lanjut Maradis, dipastikan Pilbup Dharmasraya 2020 tidak akan diikuti pasangan calon dari jalur perseorangan (independen).
"Berarti bisa dipastikan bakal calon bupati dan wakil bupati yang maju jalur perseorangan dinyatakan tidak ada," tegas Maradis.
Maradis menyebutkan, dari awal memang tidak ada Bapaslon yang melakukan konsultasi ke KPU.
Dia menambahkan untuk maju Pilkada Dharmasraya melalui jalur perseorangan harus sudah memiliki akun silon.
Selain itu, harus mendapat dukungan minimal 10 persen dari DPT. DPT Dharmasraya sekitar 143.907.(*)
Berita selengkapnya klik di sini!
3. Polres Pariaman dan Satpol PP Kota Pariaman Bubarkan Sircuit Dadakan, 35 Sepeda Motor Diamankan
Petugas gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Polres Pariaman bubarkan lokasi yang kerap dijadikan sircuit dadakan anak-anak muda, hingga amankan 35 sepeda motor, Minggu (23/2/2020) dini hari.
Kegiatan ini tidak lepas dari adanya anak-anak muda yang ugal-ugalan atau balap liar di By Pass Desa Kampung Gadang, Kecamatan Pariaman Timur.
Razia dan penertiban ini dilakukan sejak pukul 01.00 WIB dan dilaksankan lebih kurang sekitar 50 orang petugas gabungan Pol PP dan Polres Pariaman.
Razia gabungan dari Polres di Pimpin oleh Kasat Intel dan Kanit Lantas, sedangkan dari Pol PP dipimpin langsung oleh Kasat Pol PP dan Damkar Elfis Chandra, Kasi Penyidik Alrinaldi, dan Kasi Operasional Agusri sebagai Koordinator Lapangan.
Kepala Seksi Penyidik Pol PP & Damkar Kota Pariaman, Alrinaldi mengatakan sebelum melakukan razia dilakukan apel gabungan di Polres Pariaman.
"Ada empat armada, dua mobil Dalmas, dan dua mobil patroli dan juga beberapa motor anggota berpakaian preman dan langsung memblokir empat sisi di jalan dua jalur By Pass tersebut," ujarnya, Minggu (23/2/2020).
Ia menutup seluruh akses lari para pelaku balap liar tersebut, sehingga semua pelaku balap liar tidak dapat melarikan diri.
"Sebagian besar pelaku balap liar terjebak dan dapat tertangkap dengan mudah oleh petugas, walaupun ada beberapa yang nekat menerobos blokade yang dibuat oleh petugas gabungan serta berhasil kabur dari Penangkapan," ucapnya.
Alrinaldi juga menyebutkan sampai ada yang bersembunyi bersama motornya di dalam rawa-rawa dan sawah sekitar lokasi.(*)
Berita selengkapnya klik di sini