Setelah Tahap I Beroperasi, PT Supreme Energy Target Kembangkan PLTP Muara Laboh Tahap II

Penulis: Rizka Desri Yusfita
Editor: Saridal Maijar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PT Supreme Energy Target Kembangkan PLTP Muara Laboh Tahap II

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - PT Supreme Energy akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh tahap kedua.

Hal ini dilakukan setelah berhasil mengembangkan tahap pertama dengan investasi mencapai US$ 580 juta.

Namun, hal ini masih dalam tahap diskusi dengan PLN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk pengembangan tahap kedua dengan kapasitas 75 MW.

"Pengembangan ini membutuhkan investasi US$ 400 juta dan akan segera dimulai setelah negosiasi PPA selesai," kata Founder & Chairman PT Supreme Energy, Supramu Santosa.

PLTP Muara Laboh Tahap Satu Beroperasi,Kapasitas 85 Megawatt,Aliri Listrik ke 340 Ribu Rumah Tangga

Supramu Santosa menambahkan, COD PLTP Muara Laboh tahap pertama dan rencana pengembangan tahap kedua merupakan bukti komitmen yang sangat kuat dari Supreme Energy dan mitra internasional-nya terhadap pengembangan energi panas bumi di Indonesia .

Hal ini dalam rangka mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencapai sasaran bauran energi tahun 2025.

"Kami sangat menghargai atas dukungan yang kuat dan terus menerus dari Pemerintah, PLN dan masyarakat Solok Selatan khususnya selama kegiatan eksplorasi dan pengembangan," jelas Supramu Santosa.

Sementara itu, CEO of PT Supreme Energy Muara Laboh Nisriyanto mengatakan target awal pengembangan PLTP Muara Laboh ialah 220 MW, tetapi hasil eksplorasi kurang dari yang diharapkan sehingga tahap pertama berhasil dibangun 85 MW.

PLTM Sako 1 Pesisir Selatan Siap Beroperasi, Memiliki Kapasitas 2x3 Megawatt

Dia mengatakan, PT Supreme Energy memang berkeinginan untuk mengembangkan ekspansi tahap kedua yang paling dekat.

"Insya Allah, setelah komersial ini, bisa kita diskusikan dengan PLN dan akan kita kembangkan 75MW," tambah Nisriyanto.

Ditanya terkait investasi yang digelontorkan, Nisriyanto mengatakan untuk tahap kedua karena kapasitas lebih rendah dan juga dilihat infrastruktur sudah dikembangkan di tahap pertama 85 MW, maka investasi hanya US$ 400. (*)

Berita Terkini