Buaya Terlilit Ban Bertahun-tahun di Palu, Ada yang Bisa Menyelamatkannya? BKSDA Siapkan Imbalan

Editor: Saridal Maijar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buaya liar yang lehernya terlilit ban bekas terlihat di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, pada 15 Januari 2020.

TRIBUNPADANG.COM - Seekor buaya di sungai bawah Jembatan II, Kota Palu, Sulawesi Tengah muncul dengan kondisi leher terlilit ban pada Rabu (15/1/2020).

Kemunculan buaya terlilit ban ini sebenarnya bukan yang pertama kali.

Buaya yang sama pernah muncul dengan kondisi terjerat ban pada tahun 2016 lalu.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah berupaya untuk menyelamatkan buaya tersebut dari jeratan ban.

Buaya Muara Seusai Menetaskan Telur Lalu Begini Perlakuan Induk pada Anaknya

Salah satu upayanya dengan menggelar sayembara untuk menangkap dan membebaskan seekor buaya terjetat ban bekas di lehernya.

Menurut Kepala BKSDA Sulawesi Tengah, Hasmuni Hasmar, pihaknya kekurangan personel untuk menyisir Sungai Palu hingga Teluk Palu.

Hasmar juga menjelaskan, beberapa pihak sebenarnya sudah berinisiatif melakukan penyisiran, namun hingga saat ini belum berhasil.

"Kami juga beberapa waktu lalu bekerja sama dengan NGO asal Australia namun upaya mereka menyelamatkan buaya itu gagal," katanya saat di Palu, Selasa (28/1/2020).

BKSDA Sebut Induk Buaya Muara Bertelur di Kebun Sawit akan Menjaga Telurnya 24 Jam

Dikutip dari Antara, pihaknya berjanji juga akan memberi imbalan bagi masyarakat yang menangkap dan menyelamatkan buaya tersebut dari jeratan ban.

"Jika ada masyarakat berhasil melepas ban bekas di leher buaya itu, kami akan berikan imbalan," kata Hasmar tanpa menyebut bentuk dan nilai imbalan yang akan diberikan.

Hasmar tidak menjelaskan detail nilai dan bentuk imbalan tersebut. Dirinya juga berharap buaya tersebut segera ditemukan.

Seperti diketahui, penampakan buaya dengan leher terjerat ban bekas pertama kali terlihat tahun 2016.

BKSDA Lakukan Pengawasan Terhadap Telur Buaya Muara di Agam, Sumbar

Kembali muncul

Seekor buaya liar dengan kondisi leher terjerat ban bekas kembali muncul di sekitar sungai di bawah Jembatan II, Kota Palu, Rabu (15/1/2020).

Masyarakat menduga, buaya tersebut sama dengan buaya yang pernah sempat muncul pada tahun 2016 lalu.

Tampaknya, buaya tersebut masih belum bisa lepas dari ban bekas yang melilit lehernya. 

Salah satu warga sempat berseloroh, ukuran buaya kali ini tampak bertambah besar dan panjang. 

"Saya pas lewat jembatan ini lihat orang ramai-ramai. Saya kira apa. Saya berhenti dan ternyata ada buaya berkalung ban muncul lagi," kata Yulius (45), salah satu warga yang ikut menonton kemunculan buaya tersebut.

BKSDA Lakukan Pengawasan Terhadap Telur Buaya Muara di Agam, Sumbar

Seperti diketahui, pada tahun 2016, warga di sekitar Sungai Palu mengaku telah melihat buaya berkalung ban bekas.

"Ini air sedang naik, jadi tidak terlalu nampak buayanya. Itu..itu...lihat mbak, kelihatan kepalanya yang ada hitamnya, sudah itu bannya."

"Biasa dia muncul untuk berjemur. Bagus kalau mau lihat pas air sungai surut," kata Imel (21), salah satu warga yang saat itu datang untuk melihat, Rabu (21/9/2016).

Setelah itu, beredar sejumlah cerita di masyarakat bahwa ban tersebut masuk di leher buaya karena tidak sengaja. Lalu ada pula yang mengatakan jika ban itu sengaja dipasangkan di leher buaya tersebut.

“Saya dengar buaya ini dipancing, tetapi kemudian terlepas,” kata Miswati (40), warga lainnya.

Usaha penyelamatan gagal

Terlihat seekor buaya besar berkalung ban bekas sepada motor sedang berjemur dengan mulut yang terbuka, di sungai Palu, tepatnya di jembatan dua, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Buaya ini jadi tontonan warga dan pengendara kenderaan bermotor, Rabu (15/1/2020). (Kompas.com)

Waktu itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng, Syihabuddin mengatakan, setelah muncul kabar tersebut kawan-kawan pecinta reptil lalu berusaha melakukan penyelamatan, namun gagal.

"Makanya tadi saya suruh berhenti. Sebentar sore ini, kami akan turun lagi dan mencoba menangkap buaya tersebut dengan menggunakan jaring. Jika tidak berhasil, kami coba lagi dengan menggunakan kerangkeng yang kami beri umpan, kemudian kami lepas lagi,” ujarnya, Rabu (21/9/2016).

Sementara itu, pada tahun 2018, upaya penyelamatan buaya juga dilakukan oleh Panji si Petualang, seorang bintang di salah satu program televisi nasional.

20 Kali Damkar Padang Selamatkan Warga dari Teror Hewan Selama Januari, Ular hingga Buaya

Saat itu, Panji dan timnya menyusuri Sungai Palu bersama sejumlah personel Polisi Air dan Udara (Polairud), Minggu (21/1/2108).

Namun, sayangnya usaha tersebut juga belum membuahkan hasil. Buaya yang tadinya berjemur di onggokan pasir di tengah Sungai Palu tiba-tiba masuk ke sungai.

“Proses pencarian pada malam hari itu tidak menguntungkan posisi kita. Perhitungan kita untuk menangkap buaya ini bukan malam hari. Karena pada malam hari waktunya dia untuk cari makan."

"Nah, kenapa dia berjemur, karena buaya itu termasuk hewan berdarah dingin. Dia butuh panas untuk mencerna nutrisi dalam tubuhnya supaya jadi protein buat tenaga untuk buaya ini bergerak mencari mangsa di malam hari,” beber Panji, Minggu (21/1/2018).

Buaya Terjerat Jaring Pukat, BKSDA Periksa ke Dokter Hewan untuk Siap Dilepaskan ke Alamnya

Imbauan ahli dari LIPI

Menurut ahli dari Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, butuh usaha bersama untuk menyelamatkan buaya yang kondisinya mirip dengan beberapa tahun lalu.

Salah satu cara adalah dengan mengamati titik-titik lokasi kemunculan buaya tersebut. Setelah itu, penyelamatan akan bisa dilakukan agar mencegah konflik dengan manusia.

"Alangkah bijaknya, warga yang kebetulan melihat keberadaan buaya tersebut segera melapor ke pihak terkait," kata Amir saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (16/1/2020).

(Penulis: Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan BKSDA Palu Gelar Sayembara Menangkap Buaya yang Terjerat Ban Bekas"

Berita Terkini