Melalui jalan kabupaten itu, kata Yuliana, justru lebih lama, karena harus memutar dan kendaraan berjalan merayap.
• KISAH Korban Banjir di Kiliran Jao Kabupaten Sijunjung, Selamat karena Digendong Anak
“Jalannya itu, bukan rusak, tapi hancur, lubang di mana-mana. Kalau hujan pasti licin. Bahaya,” kata Yuliana.
Tak ada pilihan, dengan pertimbangan keselamatan, Yuliana pun nekat menerjang banjir sejauh 3 kilometer menuju perbatasan kampung di mana SD 3 Bandar Agung berlokasi.
“Saya bawa baju ganti,” kata Yuliana.
Yuliana mengakui, tidak mudah berjalan di lokasi banjir, terlebih kontur tanah adalah perkebunan dan agak berlumpur.
Yuliana pun pernah beberapa kali terjatuh sampai seluruh isi tasnya basah.
• 11 Titik Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Kabupaten Sijunjung, Kiliran Jao Terjadi Longsor
“Mau bagaimana lagi, namanya tugas, Mas. Ya, dijalanin aja,” kata Yuliana.
Meski kondisi seperti itu, Yuliana tidak menginginkan bantuan perahu karet.
Dia mau pemerintah daerah menimbun dan memperbaiki jalan umum yang hancur itu.
“Harusnya ditimbun, agar lebih tinggi dari pinggiran. Daerah sini kebun dan rawa."
"Juga dekat Sungai Sungkai, kalau musim hujan begini pasti banjir."
"Lalu dibuatkan talud dan drainase juga,” kata Yuliana.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yuliana Bertaruh Nyawa Terobos Banjir Tinggi demi Tetap Mengajar"