Tujuh Kisah Pemelihara Ular Mulai dari Tidur Bersama hingga Tewas Saat Mandikan Ular

Penulis: Emil Mahmud
Editor: Emil Mahmud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Iin Ayu (55) mengoleksi berbagai macam ular di garasi rumahnya Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

BAGI sebagian masyarakat, ular dianggap sebagai binatang mengerikan. Ular kobra dan ular derik ditakuti karena memiliki bisa yang mematikan.

Sedangkan, ular piton ditakuti lantaran lilitan dan rahangnya yang sangat lentur hingga dapat memangsa manusia.

Namun, anggapan tersebut tidak berlaku bagi orang-orang ini. Mereka menganggap ular sebagai 'kawan'.

Berikut beberapa kisah pemelihara ular yang berhasil dirangkum oleh Kompas.com:

1. Ratu ular dari Purwokerto

Julukan 'ratu ular' seolah tepat mewakili sosok Iin Ayu (55), warga Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Tidak hanya piton, berbagai jenis ular kobra berbisa menjadi koleksi Iin. Jumlahnya mencapai ratusan ekor.

Ular-ular itu ia rawat di garasi rumahnya. Keakraban Iin dengan berbagai jenis ular dimulai ketika Iin masih berusia remaja.

Saat itu, Iin mengaku sering menangkap ular di sawah.

“Tidak bisa menjelaskan, tapi saya bisa merasakan, apalagi dengan ular yang berbisa. Saya sudah digigit berkali-kali, biasanya diobati dengan ramuan dari dedaunan," tuturnya.

Iin meyakini, ular memiliki naluri yang bisa dipelajari oleh manusia.

Mereka tidak akan menyerang jika diperlakukan dengan baik.

“Saya dulu sering digigit, tapi setelah sering bergaul dengan ular tidak pernah digigit lagi. Artinya ular memiliki naluri, kalau disayang, dirawat, tidak akan menyerang," ujarnya.

Ular, kata Iin, akan berubah agresif jika mereka merasa terancam.

Oleh karena itu, Iin mengimbau masyarakat bersikap tenang jika kebetulan bertemu dengan binatang ini.

Halaman
1234

Berita Terkini