TRIBUNPADANG.COM - Ramai dibicarakan dan menjadi trending topic di twitter, NET TV akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal lantaran bangkrut.
Awal mula munculnya kabar itu, berasal dari sebuah pemberitaan media online.
Dalam artikel itu disebutkan, langkah PKH massal ini dilakukan NET TV karena tak sanggup bersaing sehingga manajemen perusahaan menyiapkan langkah ini.
• Promo Telkomsel Ada Lagi, Paket Internet 30 GB Hanya Rp 30 Ribu untuk WeekendDeal VideoMAX
• PROMO TELKOMSEL - Paket Internet 30 GB Hanya Rp 30 Ribu untuk WeekendDeal VideoMAX
• Baim Wong Akan Menginap di Pulau Terpencil Tak Berpenghuni Selama Tiga Hari, Permintaan Netizen
Tentu saja banyak reaksi publik yang tertuang di media sosial.
Banyak dari mereka yang menyayangkan langkah manajemen NET TV tersebut dan terus menjadi perbincangan di kolom komentar.
Berikut beberapa fakta seputar kabar rencana PHK Massal yang TribunPalu.com rangkum dari berbagai sumber:
Masih jadi trending topic di Twitter
Beredarnya kabar buruk dari NET TV tersebut, frasa 'NET TV' pun menjadi trending topic di Twitter hingga hari ini.
Selama dua hari ini, banyak cuitan warganet yang meminta agar NET TV tidak menyerah dan tetap bersaing dengan media lain.
Hal ini lantaran banyak dari warganet menganggap tayangan NET TV sangat baik dan inovatif bagi pemirsa di Tanah Air.
Trending topic ini sudah ramai digaungkan pengguna Twitter sejak Jumat (9/8/2019).
Hingga Minggu (10/8/2019) masih banyak yang mencuitkan frasa 'NET TV' ini.
Tercatat sebanyak 5.573 cuitan menyertakan tagar #NetTV hari ini.
Ramainya kabar ini pun membuat admin Twitter resmi milik NET TV, @netmediatama akhirnya memberikan tanggapan dengan nada candaan.
Admin @netmediatama hanya mengunggah sebuah foto yang berisi surat tulisan tangan dengan tagar #MiminGakPamit di dalamya.
Seperti tak ingin menjelaskan lebih lanjut, admin pun tidak menyertakan keterangan apapun pada unggahan baik di Twitter maupun Instagram.
Di cuitan lainnya, akun Twitter NET juga hanya merespons keresahan warganet tanpa memberi penjelasan soal kabar yang berkembang.
"Min kok sedih si," tulis warganet
Akun NET TV pun menjawab "Jangan sedih donggg,"
Tanggapan Wishnutama terkait kabar ini
Kabar PHK massal dari perusahaan televisi swasta NET TV yang berada di bawah naungan PT Net Mediatama Televisi ini akhirnya sedikit menemukan titik terang.
Komisaris Utama PT Net Mediatama Televisi, Wishnutama Kusubandio memberikan klarifikasinya terkait kabar PHK Massal ini.
Dikutip TribunPalu.com dari Kompas.com, Wishnutama mengaku kaget dengan informasi yang beredar tersebut.
"Mohon maaf saya baru reply. Saya juga kaget tadi saat dengar berita tersebut," kata Wishnutama ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Wishnutama mengungkapkan, dirinya telah meminta keterangan kepada direksi ihwal informasi rencana PHK yang telah diketahui publik tersebut.
Dari pertemuan yang dilakukan, diketahui bahwa kabar tersebut tidak benar.
"Baru saja tadi ketemu dengan direksi untuk minta penjelasan perihal berita ini. Menurut informasi yang disampaikan kepada saya oleh BOD, tidak ada PHK seperti yang diberitakan," ujar Wishnutama yang juga salah satu pendiri NET TV.
Kendati demikian, Wishnutama tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sehingga muncul berita PHK massal yang akan dilakukan NET TV.
Dia justru meminta Kompas.com untuk menghubungi COO PT NET Mediatama Indonesia, Azuan Syahril.
Penjelasan COO PT NET
Dihubungi terpisah, Azuan menyampaikan, menghadapi situasi industri terkini, pihak NET TV melakukan sejumlah strategi terkait sumber daya manusia.
"Kami enggak ada PHK massal, kami enggak ada. Yang ada kami itu sebenarnya begini, ini, kan, kami juga di era sekarang ini dengan kompetisi yang semakin berat. Jadi, kami melakukan restrategi terhadap perusahaan. Jadi kami membuat strategi-strategi baru begitu lho. Nah terkait juga soal strategi human resource kami," ujar Azuan, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/8/2019).
Menurutnya, saat ini pihaknya memberikan penawaran tak mengikat kepada karyawan yang bersedia mengundurkan diri.
"Untuk masalah PHK itu, kan, memang di luar tereksposnya seperti itu ya. Pada praktiknya itu enggak ada. Nah kami malah dengan situasi seperti ini, kami memberikan penawaran kepada karyawan. Yang berniat untuk mengundurkan diri kami akan beri benefit untuk mereka," kata Azuan.
Menurutnya, langkah ini dilakukan setelah menjalin kesepakatan dua arah antara pihak manajemen dan karyawan.
Ia menampik tuduhan yang menyebut NET TV melakukan pemutusan hak kerja secara paksa.
Azuan menyebut, karyawan NET TV menyambut kebijakan ini dengan sangat baik.
"Sekarang ini yang mengundurkan diri sudah 20-an di bulan ini. Begitu kami beri penawaran, mereka langsung respons," ujarnya.
Ia memastikan, saat ini NET TV tidak dalam kondisi bangkrut.
Azuan berharap semua pihak tak memercayai informasi-informasi yang beredar tanpa konfirmasi langsung dari NET TV.
• Resep dan Cara Mengolah Daging Kurban Menjadi Sate Kambing Kecap dan Sate Maranggi
• Larangan yang Tidak Boleh Dilakukan Menjelang Salat Idul Adha, Simak Apa Saja dan Penjelasannya!
• Download DJ Terbaru dan Terpopuler 2019, Ada DJ Opus, DJ Alan Walker On My Way dan Lily (Video)
Muncul petisi online 'We Love #NetTV'
Karena dianggap menjadi kabar buruk bagi belantika pertelevisian Indonesia, warganet pun memanfaatkan wadah online untuk memberikan dukungan mereka.
Melalu Change.org, seseorang bernama akun Qinthara Ananda Pratama memulai petisinya untuk Ceo NET TV.
Ia menggunakan judul 'We Love #NetTv' untuk mengajak warganet mendukung NET TV untuk terus bersaing di dunia pertelevisian Indonesia.
"Seperti yang kita ketahui Net Tv akan melakukan PHK kepada karyawannya. Penyebab net tv melakukan PHK adalah karena kalah rating dari stasiun TV lain. Berita ini pun belum dikonfirmasi oleh pendiri Net Tv atau berita ini masih bisa disebut simpang siur.
Oleh karna itu, Yuk tanda tangani petisi ini agar Net Tv masih bisa bersaing di pertelevisian indonesia. Kita buktikan bahwa masyarakat indonesia masih butuh Net Tv sebagai stasiun tv kita semua," tulis si pembuat petisi di platform penyedia dukungan tersebut.
Hingga berita ini dibuat, petisi ini sudah ditandatangani sebanyak 1.991 pendukung dari 21 jam petisi ini dibuat. (*)