Laporan Wartawan Tribunpadang. com, Merinda Faradianti
TRIBUNPADANG. COM, PADANG - Pemadam kebakaran atau damkar merupakan profesi berisiko tinggi.
Tidak mudah menjadi seorang damkar.
Butuh kekuatan fisik dan psikis.
Begitu yang dikatakan Syahrul (43) seorang damkar yang sudah 16 tahun menjalani profesi ini.
Ia mengatakan banyak sekali suka maupun duka menjadi damkar.
Ketika sudah memutuskan menjadi seorang damkar banyak yang harus dikorbankan.
"Saya berani mengorbankan apa saja demi profesi ini walaupun itu nyawa saya sendiri, " ungkap Syahrul.
• VIDEO – Jadwal Lengkap MotoGP Argentina 28-31 Maret 2019, Berikut Link Live Streaming Trans7
• Jelang Babak Delapan Besar Kamis 28 Maret, Persija Jakarta Diperkuat Empat Pemain Timnas
Ketika ditemui Tribunpadang.com Rabu (27/3/2019) di Mako Damkar Padang, suka menjadi seorang damkar adalah bangga dengan baju seragamnya.
"Saya sangat bangga ketika memakai seragam ini, karena keselamatan banyak orang ada di tangan saya," lanjutnya.
Selain suka, tentu ada duka yang mengiringinya.
Seperti harus mengutamakan tugas dibandingkan keluarga.
Syahrul mengungkapkan duka ketika ia harus meninggalkan keluarga saat terjadinya gempa 2009.
"Saya meninggalkan keluarga demi menyelamatkan banyak jiwa. Harus memadamkan 16 titik api setelah gempa," kenang pria tersebut.
Syahrul melanjutkan bahwa ia harus bertugas saat keluarganya membutuhkan kehadirannya pada saat terjadinya gempa tersebut.
• Download Mp3 Adu Rayu, Yovie Widianto, Tulus dan Glenn Fredly, Lengkap Lirik dan Video Clipnya
• Survei Alvara: Jokowi-Maruf 53,9 Persen, Prabowo-Sandi 34,7 Persen
Tapi di balik itu semua, Syahrul sangat bangga dengan pencapaiannya saat ini.
Katanya seorang damkar tersebut tidak takut mati.
"Seorang damkar itu tidak takut mati, walaupun sebenarnya kita mengantarkan nyawa sendiri," kenangnya.
Kasi operasi tersebut menambahkan jika ingin menjadi seorang damkar harus siap dengan kondisi apapun.
Pantang pulang sebelum padam, walau nyawa taruhannya.(*)