Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Mata Yusni, orangtua Zulfirman Syah terpaku pada sebuah lukisan.
Lukisan yang menggambarkan buah-buahan terpampang di dinding rumah.
Itu adalah satu diantara banyak lukisan Zulfirman Syah, seniman asal Padang yang menjadi korban penembakan di Selandia Baru.
Lukisan tersebut dibuat Zulfirman Syah saat menduduki bangku kelas III di SMSR sebelum berangkat ke Yogyakarta tahun 1997.
Ada gambar jeruk yang sudah dikupas, ada gambar buah avokad dengan biji berwarna coklat dan buah semangka yang telah dipotong seperempat dan diletakkan di bawah.
Lukisan tersebut semakin rapi karena diberi bingkai.
• Anggota Keluarga Zulfirman Syah Korban Penembakan Akan Bertolak Ke Selandia Baru, Mohon Doanya
• Selasa Ini 4 Anggota Keluarga Zulfirman Syah Korban Penembakan Teroris, Bertolak Ke Selandia Baru
Yusni (73) pun menceritakan ada pesan-pesan yang disampaikan Zulfirman Syah lewat lukisan tersebut.
Zulfirman Syah ingin ibunya selalu makan buah supaya sehat.
"Buah itu segar. Seusai makan nasi, Ama harus makan buah," tuturnya menirukan ucapan anaknya, Zulfirman Syah saat itu.
Karya tersebut selalu diingat oleh Ibu.
Baginya itu adalah bentuk perhatian dan kasih sayang seorang anak kepadanya.
Ibu sangat gembira melihat hobi anaknya.
Menurutnya, dengan melukis karya Zulfirman Syah akan dikenang.
"Dia juga pernah melukis foto Ama dan Apa. Cuma gak ada dipajang di sini, " kata Yusni tersenyum.
Bakat Zulfirman Syah sepertinya mengalir dari ibunya.
• Anak Zulfirman Syah Ikut Jadi Korban Penembakan, Yusni: Bertemu Cucu Hanya Lewat Video Call Saja
• Wakil Gubernur Sumbar Datangi Rumah Zulfirman Syah, Ini Penjelasan Yuli Erma Kakak Kandung Korban
Ibunya mempunyai hobi menyulam.
Bordir atau sulaman dibuat ibu tanpa melihat sketsa.
Bahkan ibunya pernah juara 1 menggambar saat sekolah di SKKA Padang.
Sekarang telah berganti nama menjadi SMKN 6 Padang.
"Ama suka membordir. Pernah juara 1 menggambar di SKKA," ungkap ibu yang lahir pada 20 Agustus 1946 ini.
Tak hanya lukisan untuk ibu, Zulfirman Syah juga melukis air terjun yang dipajang di rumah saudara-saudaranya.
"Saat sekolah, bahan untuk melukis difasilitasi sekolah. Dia hanya tinggal melukis. Bahkan tetangga kakaknya di Tanjung Pinang juga tertarik dengan lukisan karya Zul," terang Ibu.
Yusni berdoa supaya Zul lekas diberikan kesembuhan sehingga bisa berkumpul lagi dengannya dan menjadi pelukis hebat.
• Peluru di Badan, Kaki dan Lengan, Zulfirman Syah Korban Penembakan New Zealand Jalani Operasi Kedua
Cerita lainnya juga pernah disampaikan Yusni tentang cucunya Omar (2) anak Zulfirman Syah.
Omar merupakan buah hati Zulfirman Syah bersama kekasih hati Alta Marie warga negara Amerika yang dipersuntingnya.
Orangtua Zulfirman Syah, Yusni menuturkan Omar sering mengatakan good night padanya.
Memiliki darah campuran Minang dan Amerika, cucunya itu tidak saja bisa bahasa asing.
Omar dikatakan Yusni bisa bahasa Indonesia dan bahasa Minang.
Bahasa minang diajarkan langsung oleh Zulfirman Syah.
"Dia juga bisa bahasa Minang diajarkan oleh bapaknya, dia bilang atuk mano," ujar Yusni menirukan ucapan cucunya.
Yusni menuturkan bertemu cucunya hanya lewat video call saja.
Yusni hanya dapat melihat dari jauh saja.
"Kadang ia mengatakan Kampuang Awak di Padang saat video call", ujar Yusni, Sabtu (16/3/2019)
Zulfirman Syah sedang bersama anaknya Omar (2) saat terjadi insiden penembakan di mesjid di Selandia Baru Jumat (15/3/2019) kemarin.
Zulfirman Syah merupakan bungsu dari enam bersaudara.
Kakak kandung Zulfirman Syah, Handra Yaspita menuturkan si bungsu ini akrab di panggil 'Adiek' karena anak paling kecil.
Sejak kecil Zulfirman Syah memang sudah suka melukis.
Zul kecil suka juga mengikuti ayahnya ke sekolah.
Zulfirman Syah melukis di sudut papan tulis.
Sejak remaja lulusan ISI Yogyakarta ini seolah sudah mengenal bakatnya.
Handra Yaspita, menunjukkan foto Zulfirman Syah di rumahnya, di Kampung Lapai, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu (16/3/2019). (TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR)
Setamat SMP, dirinya memilih masuk SMSR (sekolah menengah seni rupa) yang sekarang menjadi SMKN 4 Padang.
Setamat SMSR, Zulfirman Syah pun berangkat ke Yogyakarta bersama kawan-kawannya kuliah di ISI Yogyakarta.
Dia pun bergabung dalam komunitas Sakato di Yogyakarta sebagai kurator.
Zulfirman Syah menetap di Yogyakarta cukup lama.
Sejak 1997 hingga 2018.
Di Kota Pelajar ini juga dirinya bertemu Alta Marie, warga negara Amerika yang kemudian menjadi istrinya saat ini.
Mereka satu tergabung dalam satu komunitas di Yogyakarta.
Sebelum pindah ke Selandia Baru, mereka pun sempat tinggal di Amerika Serikat.
November 2018 Zulfirman Syah sempat datang ke Indonesia menghadiri kegiatan seniman di Jakarta.
Pada sat itu dia juga terbang ke Padang dan menetap 15 hari.
Setelah itulah Zulfirman Syah memboyong istri dan anaknya ke Selandia Baru.
Zulfirman Syah jadi korban insiden penembakan masjid di Selandia Baru. (facebook/zulfimansyah)
Kepindahan ke Selandia Baru dilakukan pasangan yang sudah dikarunia anak usia 2 tahun ini awal 2019 lalu.
Terkait keberangkatan ke New Zealand, dikatakan Handra langkah adiknya itu semacam ekspansi untuk seniman.
"Sebelum pergi, dia sempat pamitan juga," kata Handra Yaspita.
Zulfirman Syah, berangkat ke New Zealand pada Januari 2019.
Di New Zealand, Zulfirmansyah melakukan perluasan usaha di bidang seni, karena prospek di sana lebih besar.
"Dia ke sana untuk mengembangkan karir," kata Handra Yaspita.
Zulfirmansyah, di New Zealand tinggal bersama istrinya, Alta dan seorang anaknya yang bernama Omar Rois.
"Teman dari istri Alta kebetulan tinggal di New Zealand, makanya mereka ke sana," tambahnya.
Di mata Handra Yaspita, baginya seorang adiek atau Zul adalah seorang teman ngobrol dan teman bicara.
Bahkan, dia sangat tahu apa yang menjadi kegemaran adiknya yakni cabang olahraga badminton, bola kaki, dan bola futsal.
"Zul itu paling hobi bola kaki," katanya.
Harapan yang sangat besar untuk kesembuhan si bungsu menjadi doa keluarga besar Zulfirman Syah.(*)