Penelitian Ungkap Sebab Anak Kedua Lebih Sulit Diatur Dibandingkan Anak Pertama
Sebuah laporan menunjukkan anak kedua terutama anak laki-laki cenderung lebih sering memberontak dibanding sang kakak.
TRIBUNPADANG.COM- Bagi keluarga muda yang punya anak lebih dari satu tentu akan melihat perbedaan mendasar antara anak pertama dan kedua.
Karakteristik mereka cenderung berbeda sehingga punya dua anak atau lebih memang susah susah gampang.
Selain repot mengurus si kakak ataupun si adik, karakteristik kakak dan adik yang berbeda juga membuat Ibu jadi bingung.
Ternyata, ada sebuah riset menunjukkan perbedaan sifat anak kedua yang perlu Ibu ketahui.
Menurut riset ini, anak kedua digambarkan jadi sosok yang lebih susah diatur.
Apakah hal ini benar terjadi?
• Inilah 6 Cara Cepat Meringankan Sakit Kepala Tanpa Meminum Obat, Pijat Leher dan Pelipis
• Ibu Hamil Asal Surabaya Beli Rumah Rp1 Miliar dengan Harga Rp 12 Ribu di Bukalapak
Sebuah laporan yang dibuat oleh Joseph Doyle, seorang ekonom MIT menunjukkan anak kedua terutama anak laki-laki cenderung lebih sering memberontak dibanding sang kakak.
Hasil riset ini dikumpulkan dari ribuan pasang saudara di Amerika dan Eropa.
Menurut riset ini, salah satu alasan mengapa kondisi ini bisa terjadi adalah pola asuh.
Menurut Joseph Doyle, pola asuh pada anak pertama yang lebih diperhatikan misalnya membuat sang adik harus memperebutkan perhatian.
Percaya tidak percaya, urutan lahir seseorang ternyata berpengaruh terhadap kepribadiannya.
Alfred Adler, seorang psikoterapis sekaligus pendiri The School of Individual Psychology telah mengungkapkan teori kepribadian anak berdasarkan urutan lahir sejak tahun 1920-an.
• Ayo Catat! Inilah 10 Tips Hemat Baterai Smartphone
• Beli Tiket Nonton Film Captain Marvel di TIX.ID, Diskon 50 Persen, Simak Syarat dan Ketentuannya
Menurut Adler, anak kedua memang biasanya memiliki daya juang yang lebih tinggi karena ingin mengungguli si sulung yang cenderung dianggap sebagai contoh oleh orangtuanya.
Ambisius menjadi sikap yang dimiliki si bungsu.
Sebuah studi yang dilakukan di Stanford University menunjukkan bahwa anak kedua paling sering iri.