Wakil Ketua Komisi X DPR: Merah Putih One For All Perlu Dukungan Pemerintah dan Masyarakat

Lalu Hadrian Irfani mengapresiasi Merah Putih One For All sebagai bagian dari kontribusi kreatif dalam menanamkan nilai kebangsaan dan persatuan.

|
Penulis: Andriyani | Editor: Fitriana
Tribunnews/Fersianus Waku
APRESIASI FILM ANIMASI - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, saat ditemui seusai rapat dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2025). Lalu Hadrian Irfani mengapresiasi Merah Putih One For All sebagai bagian dari kontribusi kreatif dalam menanamkan nilai kebangsaan dan persatuan. 

TRIBUNPADANG.COM - Kontroversi film animasi Merah Putih One For All turut menjadi sorotan Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani.

Komisi X DPR adalah salah satu dari sebelas komisi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang membawahi bidang pendidikan, olahraga, dan sejarah.

Sebagai informasi, film Merah Putih One For All adalah film animasi bertema nasionalisme yang akan tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025 dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-80 Kemerdekaan RI.

Pria yang akrab disapa Ari itu menyadari adanya kekecewaan masyarakat terhadap kualitas film animasi yang akan tayang di bioskop itu.

Ia pun menyoroti soal keterbatasan informasi mengenai film Merah Putih One For All.

Pasalnya, informasi yang beredar di masyarakat hanya sebatas jumlah anggaran dan cuplikan trailer serta berbagai kontroversinya.

"Di berbagai media di internet, hanya menyebutkan bahwa animasi ini adalah film animasi lokal yang bertema nasionalisme, tetapi kontroversi utamanya justru terletak pada kualitas dan anggaran pembuatannya," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (11/8/2025).

"Berbagai media juga menyebut bahwa respons publik justru antara apresiasi terhadap pesan dan kekecewaan atas kualitas visual," sambungnya.

Baca juga: Hanung Bramantyo Heran Merah Putih One For All Tayang di Bioskop, Padahal Ada 200 Film Masih Antre

Ari menjelaskan, sebenarnya dirinya mengapresiasi hadirnya film Merah Putih One For All sebagai bagian dari kontribusi kreatif dalam menanamkan nilai kebangsaan dan persatuan.

Menurutnya, masukan publik terhadap animasi tersebut adalah bagian dari proses evaluasi yang penting untuk mendorong pelaku industri kreatif agar terus berbenah dan meningkatkan kualitas karyanya.

"Bagi saya, dukungan dari siapapun, termasuk dari pemerintah dan masyarakat, diperlukan untuk mendukung masyarakat film Indonesia. Dukungan ini diperlukan sebagai bagian dari upaya kita dalam memajukan konten kreatif, terutama konten film animasi Indonesia," imbuhnya.

Kritik Hanung Bramantyo

Sutradara kondang Hanung Bramantyo merasa heran lantaran film animasi tersebut mendapat antrean untuk tayang di bioskop.

Sedangkan saat ini, menurut Hanung ada sekitar 200 film Indonesia yang masih mengantre untuk tayang di bioskop.

Kritikan Hanung Bramantyo itu disampaikan melalui unggahan di Instagram Story Minggu (10/8/2025).

KOMENTAR HANUNG BRAMANTYO - Hanung Bramantyo cerita soal keterlibatannya di Musikal Sinematik City of Love, di kawasan Senayan Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2025). Hanung Bramantyo merasa heran lantaran film animasi tersebut mendapat antrean untuk tayang di bioskop,  sebab masih ada 200 film yang mengantre.
KOMENTAR HANUNG BRAMANTYO - Hanung Bramantyo cerita soal keterlibatannya di Musikal Sinematik City of Love, di kawasan Senayan Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2025). Hanung Bramantyo merasa heran lantaran film animasi tersebut mendapat antrean untuk tayang di bioskop, sebab masih ada 200 film yang mengantre. (Tribunnews/Bayu Indra Permana)

Dalam unggahan di akun Instagram Story-nya, Hanung Bramantyo mengomentari sebuah artikel yang menyebutkan ucapan produser Merah Putih: One For All, Toto Soegriwo yang mengaku tak mendapat sepeser pun uang dari pemerintah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved