Populer Sumbar
4 BERITA POPULER SUMBAR: Polisi Gerebek Tambang Emas Ilegal, Pemuda Pura-Pura Jadi Korban Begal
Petugas menyita satu unit mesin dompeng dan memusnahkan peralatan tambang berupa asbuk dengan cara dibakar di tempat.
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Simak sejumlah berita menarik seputar Sumatera Barat atau Sumbar yang dirangkum dalam populer Padang setelah tayang 24 jam terakhir di TribunPadang.com.
Ada berita terkait tambang emas ilegal digerebek petugas kepolisian di Sungai Momo, Jorong Tanjung Durian, Nagari Padang Limau Sundai, Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok Selatan.
Dimana petugas kepolisian menyita satu unit mesin dompeng dan memusnahkan peralatan tambang berupa asbuk dengan cara dibakar di tempat.
Kemudian ada berita terkait penertiban terhadap aktivitas pertambangan emas tanpa izin (Peti) yang berlangsung di Jorong Taratak Batuang, Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung.
Baca juga: Telkomsel Usung 6 Solusi AI Terkini di KSTI 2025, Perkuat Visi Indonesia Emas 2045
Selanjutnya, seorang pria berinisial FE (20), warga Nagari Talang, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat nekat membuat laporan palsu ke pihak kepolisian.
Ada juga berita terkait tradisi Basapa Syattariyah di Komplek Makam Syekh Burhanuddin, Ulakan, Padang Pariaman, Sumatera Barat tahun ini digelar dalam tiga gelombang.
Baca berita selengkapanya:
Baca juga: Wali Kota Padang Pimpin DMDI Sumbar, Targetkan Padang Jadi Pusat Kebudayaan Melayu-Islam
1. Gerebek Tambang Emas di Solsel, Polisi Beri Peringatan Keras dan Peralatan Asbuk Dimusnahkan
Polsek Sangir Jujuan Polres Solok Selatan kembali memberantas tambang emas ilegal yang merusak lingkungan dan merugikan masyarakat.
Kamis (7/8/2025), tim Satgas Anti Ilegal Mining yang dipimpin Kapolsek Sangir Jujuan, Iptu Sudirman melakukan penggerebekan di lokasi tambang ilegal di Sungai Momo, Jorong Tanjung Durian, Nagari Padang Limau Sundai, Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar).
Dalam operasi tersebut, petugas menyita satu unit mesin dompeng dan memusnahkan peralatan tambang berupa asbuk dengan cara dibakar di tempat.
Dalam keterangannya, Kapolres Solok Selatan, AKBP M Faisal Perdana menegaskan aksi tegas ini sebagai bentuk peringatan keras bagi pelaku tambang ilegal.
Baca juga: Semen Padang FC Bidik Kemenangan Lawan Persib di Laga Perdana BRI Super League 2025

“Barang bukti sudah diamankan, pelaku masih dalam pengejaran. Tidak ada ruang bagi praktik tambang ilegal yang merusak lingkungan,” ujar Faisal.
Ia menambahkan, penyelidikan akan terus digencarkan hingga kasus ini tuntas.
Selain menyita dan memusnahkan barang bukti, Satgas juga memasang police line dan spanduk besar bertuliskan “Stop Ilegal Mining” di lokasi sebagai pesan kuat kepada masyarakat.
Meski patroli di wilayah lain Kecamatan Sangir tidak menemukan aktivitas serupa, pengawasan dan penindakan dipastikan tidak akan berhenti.
Faisal menjelaskan, selain tindakan hukum, Polsek juga gencar melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya penggunaan bahan kimia beracun seperti merkuri dan sianida yang dapat merusak ekosistem dan membahayakan kesehatan manusia.
“Ini bukan hanya soal hukum, tapi menyangkut masa depan lingkungan dan generasi kita. Kami tidak akan berhenti sebelum tambang ilegal benar-benar hilang dari wilayah ini,” tegas Faisal.
Baca juga: Basapa Syattariyah di Ulakan Dibagi Tiga Gelombang, Ratusan Ribu Jamaah Hadir di Padang Pariaman
2. Berantas PETI di Padang Laweh Sijunjung, Kapal Milik Penambang Emas Ilegal Dibakar Polisi
Kepolisian Resor (Polres) Sijunjung melakukan penertiban terhadap aktivitas pertambangan emas tanpa izin (Peti) yang berlangsung di Jorong Taratak Batuang, Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat pada Kamis (7/8/2025).
Operasi tersebut dipimpin langsung Kapolres Sijunjung, AKBP Willian Harbensyah didampingi Kapolsek Koto VII Iptu Adnes, Kabag OPS AKP Budi Rilvantino, bersama sejumlah personel dari satuan reserse kriminal dan pengamanan lainnya.
Dari hasil penertiban, ditemukan satu unit kapal yang diduga kuat menjadi sarana operasional para penambang emas ilegal di lokasi tersebut.
Kapal tersebut langsung dibakar pihak kepolisian, sebagai bentuk tindakan tegas terhadap aktivitas yang melanggar hukum dan berpotensi merusak lingkungan.
Baca juga: Jelang Laga Perdana Super League, Pelatih Persib Sebut Semen Padang FC Lebih Baik dari Musim Lalu

Kapolres Sijunjung, AKBP Willian Harbensyah menuturkan himbauan pelarangan pada masyarakat terus dilakukan terkait aktivitas Peti ini.
Sebagai langkah preventif, Polres Sijunjung juga mengimbau masyarakat untuk tidak terlibat dalam praktik tambang emas ilegal dan turut mendukung upaya pelestarian lingkungan.
“Apabila dikemudian hari ada kegiatan Peti tentu akan ditindak tegas,” katanya.
Sementara itu tak jauh lokasi penertiban terdapat warga Nagari Padang Laweh Toris dan Engki menjaring dan memancing ikan membuktikan keadaan air telah jernih.
Engki menjelaskan keadaan air telah jernih sehingga aktivitas memancing atau menjala ikan bisa dilakukan dan membuahkan hasil.
Hal ini menunjukkan pemberantasan Peti telah berdampak pada pemulihan lingkungan yang kembali dirasakan oleh warga sekitar.
“Ikan dari hasil pancing ini biasanya cukup dimakan saja tapi jika hasil tangkapan banyak tentu ditawarkan untuk dijual pada masyarakat lain,” tutupnya.
Baca juga: Cerita Ida Ardjunas di Agam, Berawal Diajak hingga Dua Kali Beri Bantuan Sembako dengan Uang Pribadi
3. Uang Perusahaan Habis Dipakai Judi Slot, Pemuda di Solok Kota Ngaku Jadi Korban Begal ke Polisi
Seorang pria berinisial FE (20), warga Nagari Talang, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat nekat membuat laporan palsu ke pihak kepolisian.
Informasi yang TribunPadang.com dapati, FE mengaku menjadi korban begal di Jalan Lingkar Utara Kota Solok, namun setelah dilakukan penyelidikan, kejadian tersebut hanyalah rekayasa.
Dalam laporannya, FE mengaku kehilangan uang sebesar Rp3,8 juta dan mengalami luka-luka akibat aksi begal.
Begal adalah tindak pidana perampasan harta benda milik orang lain dengan cara menghadang atau menghentikan korban di jalan, seringkali disertai kekerasan atau ancaman kekerasan.
Baca juga: Banjir Rendam Puluhan Rumah di Ulak Karang Padang, Anak-anak Malah Berenang dan Lomba Menangkap Ikan

Namun, keterangan tersebut terbongkar sebagai kebohongan saat petugas kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Kami telah mengamankan FE, warga Nagari Talang, atas laporannya sendiri, mengaku menjadi korban begal di Jalan Lingkar Utara,” kata Kasat Reskrim Polres Solok Kota Iptu Oon Kurnia Ilahi, Jumat (8/8/2025).
Menurut Oon, saat tim Satreskrim tiba di lokasi yang dimaksud, mereka menemukan sejumlah kejanggalan.
“Situasi di sana sangat gelap dan tidak ada tanda-tanda terjadinya tindak pidana seperti yang dilaporkan. Saat dilakukan pendalaman, keterangan FE juga berubah-ubah dan tidak konsisten,” katanya.
Sementara itu, FE yang mengaku mengalami luka sempat dibawa ke Rumah Sakit Serambi Madinah Kota Solok. Namun luka di bahu kirinya juga menimbulkan kecurigaan karena tidak tampak seperti luka baru.
“Dari interogasi awal, ceritanya berbelit-belit. Luka di bahu kiri juga tidak berdarah dan tidak seperti luka akibat kekerasan baru-baru ini,” ungkap Oon.
Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, FE akhirnya mengakui bahwa kejadian begal tersebut hanyalah rekayasa.
Ia mengaku uang Rp3,8 juta yang dilaporkan hilang merupakan milik perusahaan tempatnya bekerja, yakni PNM Mekar, dan telah digunakan untuk bermain judi slot.
“Setelah diduga ada rekayasa, kami kembali menggali keterangan dari yang bersangkutan. FE akhirnya mengakui bahwa uang perusahaan telah ia pakai untuk bermain judi slot,” jelas Oon.
Tidak hanya itu, FE juga mengaku bahwa luka di tangannya merupakan perbuatannya sendiri untuk meyakinkan pihak perusahaan bahwa ia benar-benar menjadi korban begal.
“Luka tersebut diakui ulahnya sendiri. Saat ini, pelaku telah diamankan dan tengah menjalani proses hukum di Polres Solok Kota,” pungkas Oon.
Baca juga: Harga Bawang Merah dan Bawang Putih di Pasar Sijunjung Stabil, Rp40 Ribu/Kg dan Rp35 Ribu/Kg
4. Basapa Syattariyah di Ulakan Dibagi Tiga Gelombang, Ratusan Ribu Jamaah Hadir di Padang Pariaman
Tradisi basapa Syattariyah di Komplek Makam Syekh Burhanuddin, Ulakan, Padang Pariaman, Sumatera Barat tahun ini digelar dalam tiga gelombang.
Pembagian ini bertujuan mengatur kunjungan jamaah Syattariyah yang jumlahnya mencapai ratusan ribu orang setiap bulan Safar.
Khalifah Syekh Burhanuddin ke-15, Heri Firmansyah, mengatakan pembagian gelombang basapa dilakukan sejak jamaah terus membludak setiap tahun.
Khalifah Syekh Burhanuddin ke 15 Heri Firmansyah, mengatakan, kedatangan ratusan ribu jamaah ini merupakan tradisi basapa untuk berziarah mengenang wafatnya syekh Burhanuddin.
Baca juga: Polisi Masih Kejar Pelaku Tambang Emas Ilegal yang Digerebek di Sangir Jujuan Solok Selatan

Bagi jamaah Sayttariyah, Syekh Burhanuddin merupakan sosok ulama besar yang telah mengabdi selama 45 tahun untuk menyebarkan dan mengembangkan agama islam di Minangkabau.
Ajarannya banyak menjadi panitan bagi masyarakat untuk memperdalam ilmu agama supaya lebih dekat pada yang maha kuasa.
Sejak Syekh Burhanuddin wafat Rabu 10 Safar 11111 Hijriah, sejumlah muridnya silih berganti datang untuk berziarah, mengenang dan mendoakan ulama besar asal Minangkabau tersebut.
Kehadiran para jamaah yang tidak beraturan membuat khalifah setelah Syekh Burhanuddin dan pengikutnya menetapkan jadwal ziarah yaitu setiap bulan Safar tahun hijriah.
“Hasil kesepakatan itu, menghadirkan tradisi basapa. Tradisi ini muncul lebih kurang 50 tahun sejak Syekh Burhanuddin wafat,” ujarnya, Jumat (8/8/2025).
Kesepakatan ini menegaskan bahwa tradisi basapa akan berlangsung setiap hari Rabu di tanggal 10 safar atau setelahnya setiap tahun hijriah.
Di tahun ini basapa akan berlangsung pada tanggal 13 Agustus dan 14 Agustus atau 15 Safar dan 16 Safar.
Heri menerangkan tradisi basapa ini bertujuan untuk mengenang wafatnya kekasih allah, ulama kharismatik dari minangkabau Syekh Burhanuddin.
“Tujuannya menziarahi ulama yang sudah wafat dengan mendatangi suraunya, pakaiannya dan makamnya,” ujar Heri.
Sejak tradisi basapa dimulai, kunjungan jamaah tersu mengalami peningkatan, sehingga basapa dibagi menjadi basapa gadang dan basapa ketek.
Basapa gadang di tujukan untuk jamaah yang berasal dari daerah darek atau luar Padang Pariaman. Seperti Solok, Pasaman, Dharmasraya, Sijunjung dan lainnya.
Sedangkan basapa ketek dilakukan setelah basapa gadang, dikhusukan untuk tuan rumah atau masyarakat Padang Pariaman.
Baca juga: Atap Rumah Warga di IV Jurai Pessel Rusak Ditimpa Pohon Tumbang saat Hujan Disertai Angin Kencang
“Tapi dalam perjalanan, pembagian itu tidak begitu kaku. Terkadang di basapa gadang ada juga tuan rumah yang ikut dan begitu sebaliknya. Sesuai dengan kemampuan dari jamaah,” ujarnya.
Meski sudah ada pemisah antara basapa gadang dan basapa ketek, ternyata jumlah kunjunga masih membeludak.
Lalu muncullah basapa ungku saliah, basapa ungku saliah ini merupakan kesepakatan dari pengikutnya.
Basapa ungku saliah berlangsung setelah basapa ketek, biasanya di akhir pekan.
Baca juga: Desakan Wamenaker, PT BSI Padang Pariaman Cairkan Kompensasi Rp328 Ribu untuk 620 Karyawan
“Meski sudah menjadi tradisi dan ditetapkan waktunya. Sejak awal bulan safar, sejumlah jamaah sebenarnya sudah ada juga yang berdatangan,” ujarnya.
Ia menyebut dalam tradisi basapa para jemaah akan melakukan ibadah dan ziarah serta menambah memperkuat ilmu agama melalui khalifah setelah syekh Burhanuddin.
Bagi para jamaah basapa merupakan kepuasan batin guna mendapat keberkahan dari ilmu yang ditinggalkan dan diwarisi oleh syekh Burhanuddin.(*)
POPULER SUMBAR: ASN di Padang Panjang Gelapkan 7 Motor, 100 Rumah Rusak Diterjang Angin di Sijunjung |
![]() |
---|
POPULER SUMBAR : Kantor Dinas Pertanian Tanah Datar Terbakar, dan Festival Tabuik 2025 di Pariaman |
![]() |
---|
Populer Sumbar: Remaja Diterkam Buaya, Jasad Korban Mutilasi di Padang Pariaman Belum Lengkap |
![]() |
---|
Populer Sumbar: Pelaku Pembunuhan Berantai Terancam Hukuman Mati, Sepasang Anak Harimau Lahir |
![]() |
---|
POPULER SUMBAR: BMKG Catat 13 Gempa Dalam Sepekan dan Catatan Gubernur untuk Bupati & Wabup Pasaman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.