Pedagang di Bukittinggi Tertipu Umrah
Pedagang Terlapor Penipuan Umrah di Bukittinggi Sebut Dirinya Juga Jadi Korban Owner Travel
Kasus dugaan penipuan umrah yang menimpa puluhan pedagang di Pasar Aur Kuning, Bukittinggi, Sumatera Barat
Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Kasus dugaan penipuan umrah yang menimpa puluhan pedagang di Pasar Aur Kuning, Bukittinggi, Sumatera Barat terus bergulir.
Terlapor berinisial W, yang juga seorang pedagang, mengaku menjadi korban dari owner travel berinisial A, yang disebut-sebut sebagai biang keladi kasus ini.
Diketahui, puluhan pedang di Pasar Aur Kuning Bukittinggi diduga menjadi korban penipuan umrah oleh rekan sesama pedagang berinisial W.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunpadang.com dari sejumlah pedagang di Pasar Aur Kuning Bukittinggi, W disebut-sebut sebagai terduga pelaku dan mengajak mereka untuk berangkat umrah dengan tawaran murah.
Laporan atas W juga sudah masuk ke Poresta Bukittinggi pada 21 Juli 2025 lalu. Menanggapi kasus tersebut, W mengaku bahwa dirinya juga menjadi korban atas kasus yang menyeret namanya tersebut.
Baca juga: Penipuan Umrah di Bukittinggi, Pedagang Bantah Jadi Dalang Rugikan Puluhan Jemaah
Dalam sesi konferensi pers bersama sejumlah wartawan di Cafe Daffa, di Jalan Yos Sudarso, Kayu Kubu, Guguk Panjang, Bukittinggi pada Rabu (6/8/2025), W juga mengatakan jika ia juga terdampar selama 10 hari di Malaysia pada tahun 2024 lalu.
"Saya juga menjadi korban, bahkan juga terdampar saat transit di Malaysia pada tahun lalu," ungkapnya.
Lalu, W menjelaskan jika ia tidak menerima uang satu persenpun dari insi A, owner travel Annajah.
"Bahkan, saya tidak dibayar sedikitpun," jelasnya saat memberikan keterangan kepada awak media.
Saat transit di Malaysia, W mengaku mendapatkan hal yang sama dengan para calon jemaah lainnya.
Baca juga: Polisi Ringkus 2 Pemuda dalam Rumahnya di Sutera Pessel, Diduga Edarkan Sabu
Kata W, ia juga harus membiayai kebutuhan secara pribadi selama 7 hari dari total 10 hari di sana.
"A ini hanya membiayai penginapan dan makan kami selama 3 hari, 7 hari sisanya dibayar secara pribadi," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Puluhan pedagang di Pasar Aur Kuning Bukittinggi diduga tertipu perjalanan umrah oleh rekan sesama pedagang.
Diketahui, seorang pedagang berinisial W (50) diduga menjadi dalang penipuan terhadap puluhan pedagang lainnya dengan cara menawarkan perjalanan umrah.
Salah satu korban, Zulmi menyampaikan bahwa dirinya bersama 24 orang kerabatnya diberangkatkan pada 10 September 2024 lalu.
Terduga pelaku W, mengatakan jika mereka akan transit di Malaysia selama satu malam sebelum melanjutkan perjalanan umrah.
"Namun, setelah tiga malam berada di Malaysia, rombongan mulai merasa curiga karena tidak ada tanda-tanda keberangkatan lanjutan," ungkapnya dalam konferensi pers di Aula Universitas Muhammadiyah Sumbar, Minggu (3/8/2025).
Baca juga: Sijunjung Miliki 7 Warisan Budaya Tak benda yang Sudah Disertifikatkan
Zulmi menjelaskan juga jika pihak biro pun mulai memberikan alasan yang tidak konsisten dan tidak meyakinkan.
"Sebelumnya, dia (W) mengatakan rombongan akan menginap di Malaysia selama satu malam yang berangkat 10 September 2024 lalu, tetapi sampai malam ketiga, kami tidak kunjung berangkat," ucapnya.
Zulmi melanjutkan, setelah 8 hari berada di Malaysia, rombongan semakin terdesak secara finansial.
Mereka menyebut bahwa pihak travel hanya menanggung akomodasi selama tiga hari pertama, dan setelah itu semua kebutuhan hidup ditanggung sendiri oleh masing-masing peserta.
"Total kami di Malaysia itu delapan hari, pihak travel hanya menanggung kami selama tiga hari, sisanya kami hidup di Malaysia dengan biaya sendiri," katanya.
Selama berada di Malaysia, rombongan juga beberapa kali diberi alasan yang berubah-ubah terkait kendala perjalanan ke tanah suci.
Salah satunya adalah alasan bahwa tiket ke Arab Saudi telah habis dan bahwa dana keberangkatan telah digunakan.
"Pertama alasannya kami kehabisan tiket untuk ke Arab Saudi, tapi sudah beberapa hari tidak ada kejelasan, mereka juga bilang uangnya habis," tuturnya.
Baca juga: Rumor Transfer Pemain, Genoa Dekati Jay Idzes Tergantung Restu Venezia FC
Lantaran tidak ada kepastian hingga hari ke-8, seluruh peserta akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia secara mandiri.
Mereka tiba kembali di tanah air pada 19 September 2024, tanpa sempat menjalankan ibadah umrah yang menjadi tujuan utama mereka.
"Setelah tidak ada kejelasan, akhirnya kami kembali ke Indonesia pada 19 September 2025, tidak jadi umroh," sebut Zulmi.
Zulmi juga mengungkapkan, W sempat berjanji bakal mengembalikan sebagian dana mereka, namun dengan pemotongan sebesar Rp7,5 juta per orang untuk biaya di Malaysia.
"Namun hingga kini uang belum juga dikembalikan," pungkasnya.
Baca juga: Sijunjung Miliki 7 Warisan Budaya Tak benda yang Sudah Disertifikatkan
"W berjanji mengembalikan uang, tapi dipotong Rp7,5 juta, katanya untuk biaya di Malaysia. Sudah kami sepakati, tapi tidak dikembalikan sampai hari ini, sudah satu tahun," sebutnya.
Kemudian, para korban akhirnya menempuh jalur hukum danaporan resmi atas dugaan penipuan ini telah disampaikan ke Polresta Bukittinggi pada 21 Juli 2025.
Saat ini, kasus tersebut sedang dalam penanganan oleh pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku.(*)
Penipuan Umrah Bukittinggi: Terlapor Juga Sebut Owner Travel Pesan Ratusan Mukena Tapi Belum Bayar |
![]() |
---|
Penipuan Umrah di Bukittinggi, Pedagang Bantah Jadi Dalang Rugikan Puluhan Jemaah |
![]() |
---|
Cerita Pedagang Bukittinggi Jadi Korban Penipuan Umrah, Dahlia: Kami Terdampar di Malaysia 10 Hari |
![]() |
---|
Kasus Penipuan Umrah di Bukittinggi: Pedagang Ikut Tertipu Penukaran Rupiah ke Rial Murah |
![]() |
---|
Pedagang di Bukittinggi Jadi Korban Penipuan Umrah, Pelaku Sempat Ajak Korban Urus Paspor dan Vaksin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.