Berita Viral

Siswa SMP di Madiun Dikeluarkan Setelah Dua Hari Belajar, Sang Ibu Curhat hingga Viral

Seorang siswa baru di SMPN 2 Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mendadak dikeluarkan dari sekolah meskipun telah mengikuti

Editor: Mona Triana
KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI
SMPN 2 DAGANGAN - Inilah lokasi SMPN 2 Dagangan yang berada di Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Seorang ibu curhat anaknya tiba-tiba dikeluarkan SMPN 2 Dagangan setelah mengikuti MPLS 

TRIBUNPADANG.COM - Seorang siswa baru di SMPN 2 Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mendadak dikeluarkan dari sekolah meskipun telah mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan sempat mengikuti kegiatan belajar mengajar selama dua hari.

Kejadian ini menjadi perbincangan hangat setelah sang ibu, Kartini, membagikan curahan hatinya di media sosial.

Kartini, warga Dusun Sebakah, Desa Ngranget, Kecamatan Dagangan, mengungkapkan kekecewaannya setelah impiannya menyekolahkan anaknya di sekolah terdekat pupus dalam waktu singkat.

Ia mengaku telah melengkapi seluruh persyaratan pendaftaran di SMPN 2 Dagangan, termasuk mengisi formulir dan menerima seragam sekolah.

“Anak saya sudah mengikuti MPLS, memakai seragam, dan hadir di kelas seperti siswa lainnya. Bahkan sudah diabsen,” kata Kartini, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Viral Digeruduk Orangtua Murid, Wali Kota Bekasi Ambil Tindakan Tegas Copot Kepsek Pelaku Pungli

Namun, pada hari kedua kegiatan belajar mengajar, sang anak tiba-tiba diminta keluar dari kelas karena dinyatakan tidak terdaftar sebagai siswa resmi.

Kartini merasa tidak mendapatkan penjelasan yang layak dari pihak sekolah maupun panitia Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Ia pun membagikan kisah tersebut di media sosial, yang kemudian viral dan menuai simpati warganet.

“Saat anak saya dikeluarkan, ada siswa baru lain yang justru baru masuk di kelas yang sama. Ini membuat saya bingung,” ujarnya.

Meski unggahan tersebut viral, Kartini akhirnya menghapusnya dengan alasan ingin menjaga kondisi psikologis anaknya.

“Saya hapus karena inisiatif pribadi. Saya ingin menjaga mental anak saya,” tambahnya.

Baca juga: Setelah 25 Tahun Jadi Honorer, Tumirin Akhirnya Diangkat Jadi PPPK Meski Hanya Sisa 6 Bulan Kerja

Setelah insiden tersebut, Kartini sempat bingung mencari sekolah lain karena lokasi rumahnya paling dekat dengan SMPN 2 Dagangan.

Beruntung, sang anak akhirnya diterima di SMPN 1 Dagangan, meskipun jaraknya lebih jauh.

“Saya tak ingin anak saya menunda sekolah satu tahun lagi,” ungkap Kartini.

Kepala SMPN 2 Dagangan, Nur Aini Lanjariyah, mengaku persoalan tersebut telah diselesaikan.

“Alhamdulillah, permasalahan itu sudah selesai,” tulisnya melalui pesan WhatsApp pada Jumat (25/7/2025).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved