Ironi, Persikopa Pariaman di Piala Soeratin U-17 Sumbar 2025 Absen di Kandang Sendiri

Absennya Persikopa Pariaman dari gelaran Piala Soeratin U-17 Sumatera Barat 2025 menjadi sorotan utama.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
istimewa
PIALA SOERATIN U-17- Persikopa Kota Pariaman pada partai puncak Piala Soeratin U-17, Sabtu (30/11/2024) sore. Absennya Persikopa Pariaman dari gelaran Piala Soeratin U-17 Sumatera Barat 2025 menjadi sorotan utama. 

"Meski dua tahun terakhir mendapat support dari APBD dan tahun ini tidak, saya tidak bisa pungkiri bahwa Persikopa Pariaman memang besar melalui dana APBD. Hanya saja aturan dana APBD ini sering kali abu-abu. Kadang boleh kadang tidak," tambahnya.

Prestasi Persikopa Pariaman di Piala Soeratin U-17 tingkat nasional dalam dua tahun terakhir patut diacungi jempol dan menjadi bukti potensi sepak bola muda Kota Pariaman.

Meskipun pada akhirnya harus puas dengan status runner-up nasional, pencapaian dua tahun berturut-turut ini membuktikan bahwa Persikopa bukanlah kebetulan semata, melainkan tim yang memiliki program pembinaan berkesinambungan dan potensi besar.

Baca juga: Targetkan Predikat Kabupaten Informatif, Pemkab Solok Selatan Genjot Keterbukaan Informasi Publik

Dampak Besar Bagi Sepak Bola Usia Dini

Absennya Persikopa di Piala Soeratin U-17 Sumbar 2025 tentu akan berdampak signifikan pada iklim sepak bola usia dini di Kota Pariaman.

Motivasi para pemain muda yang selama ini terangkat oleh prestasi Persikopa dikhawatirkan akan menurun.

"Piala Soeratin memang bukan satu-satunya turnamen yang bisa diikuti generasi muda, namun ujung dari pembinaan adalah kompetisi, sehingga perlu bagi mereka untuk bisa unjuk gigi dalam gelaran Piala Soeratin," jelas Kardinal.

Ia juga menambahkan bahwa para pemain usia 14 hingga 17 tahun asal Kota Pariaman kemungkinan terpaksa harus merantau ke klub lain demi mendapatkan pengalaman bertanding.

Kardinal berharap ada regulasi yang jelas dari pemerintah pusat mengenai pembiayaan sepak bola melalui APBD agar pembinaan dapat berkesinambungan dan kasus seperti Persikopa tidak terulang di daerah lain.

Apa yang dialami Persikopa Pariaman bukanlah hal baru, permasalahan klasik pendanaan ini terus membayangi prestasi sepak bola daerah, sehingga perlu ada solusi konkret untuk menjamin keberlangsungan pembinaan bakat-bakat muda.

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved