Ijazah Jokowi

Sebut Penipuan Besar, Eks Rektor UGM Sofian Effendi Duga Ijazah Jokowi Palsu

Sofian Effendi, eks Rektor UGM, buka suara soal dugaan ijazah S1 Jokowi palsu dan menyebut ada penipuan besar-besaran.

|
Editor: Primaresti
Youtub Balige Academy @DianSandiU
IJAZAH JOKOWI - Kolase foto mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Sofian Effendi dan ijazah Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang diunggah oleh relawan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), diunggah Kamis (17/7/2025). 

TRIBUNPADANG.COM - Publik digemparkan dengan pengakuan mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Sofian Effendi, terkait ijazah mantan presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sofian Effendi membeberkan informasi bahwa indeks prestasi (IPK) Jokowi tak mencapai standar hingga tak layak lulus.

Sehingga, ia meragukan bahwa Jokowi memiliki ijazah S1 seperti yang ramai diberitakan.

POLEMIK IJAZAH JOKOWI:Jokowi Tutup Pintu Damai Kasus Tuduhan Ijazah Palsu, Usaha Kagama Gagal, Roy Suryo Cs Tetap Dihukum
POLEMIK IJAZAH JOKOWI:Jokowi Tutup Pintu Damai Kasus Tuduhan Ijazah Palsu, Usaha Kagama Gagal, Roy Suryo Cs Tetap Dihukum (Serambinews)

Sofian Effendi membenarkan bahwa Jokowi pernah berkuliah di Fakultas Kehutanan UGM mulai tahun 1980.

"Jadi Jokowi kan masuk pada saat dia lulus SMPP di Solo yang menjadi SMA 6 di Tahun 1985. Jadi, dia itu ada sedikit masalah, masih SMPP kok bisa masuk UGM. Itu ada kontroversi. Ada masalah," kata Sofian Effendi dalam sesi wawancara dengan Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar yang ditayangkan pada Rabu (16/7/2025).

Pada 1980, menurut Sofian Effendi, Jokowi masuk UGM berbarengan dengan kerabatnya yang bernama Hari Mulyono.

Bahkan, Sofian Effendi juga mendengar rumor bahwa Jokowi pernah meminjam ijazah Hari Mulyono untuk kepentingan tertentu.

"Hari Mulyono lulus, kawin dengan adiknya dia, Idayati, punya dua anak. Itu kabarnya dia pinjem ijazahnya Hari Mulyononya ini. Kemudian ijazah ini yang dipalsuin dugaan saya. Jadi itu kejahatan besar itu. Dia kan selalu mengenalkan, bahwa untuk ijazah yang dibawa-bawa oleh dia itu, itu kan bukan foto dia. Itu penipuan besar-besaran itu," jelasnya.

Hari Mulyono, saat itu, dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas dan aktif di berbagai organisasi.

Secara akademik, nilai Hari Mulyono cukup menjanjikan.

Berbeda dengan Jokowi, menurut Sofian Effendi, di dua tahun kuliahnya, nilainya buruk.

"Pada waktu tahun 1980 masuk, ada dua orang yang masih bersaudara yang masuk (fakultas) Kehutanan. Satu Hari Mulyono kemudian Joko Widodo. Hari Mulyono ini aktivis, dikenal di kalangan mahasiswa. Dan juga secara akademis dia perform. Dia tahun 1985 lulus. Tapi Jokowi itu menurut informasi dari para profesor dan mantan dekan, Jokowi itu tidak lulus di tahun 1982 di dalam penilaian. Ada empat semester dinilai kira-kira 30 mata kuliah, dia indeks prestasinya tidak mencapai," terang Sofian.

Transkip nilai di dua tahun pertama itulah yang ditampilkan oleh Bareskrim Polri dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

"Saya lihat di dalam transkip nilai itu juga yang ditampilkan bareskrim, IPKnya itu nggak sampai dua kan. Kalau sistemnya benar, dia tidak lulus atau di DO istilahnya. Hanya boleh sampai sarjana muda," katanya.

Menurutnya, tidak mungkin seorang mahasiswa sarjana muda bisa melanjutkan ke jenjang S1 ketika nilainya tidak memenuhi syarat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved