Sumatera Barat
Pengabdian S2PIPS Program Integrasi Prodi dan Nagari UNP di Nagari Ranah Pasisia, Pasaman Barat
KEGIATAN Pengabdian masyarakat S2 PIPS Universitas Negeri Padang atau UNP diadakan di Nagari Ranah Pasisia Kecamatan Sasak Ranah Pasisia
KEGIATAN Pengabdian masyarakat S2 PIPS Universitas Negeri Padang atau UNP diadakan kegiatan di Nagari Ranah Pasisia Kecamatan Sasak Ranah Pasisia Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat atau Sumbar pada Jumat (11/7/2025) lalu.
Kegiatan pelatihan serta lomba bercerita diikuti 30 siswa utusan dari sekolah dasar negeri yaitu; SDN 04, 05 dan 10 Nagari Ranah Pasisie serta dihadiri oleh guru pendamping sekolah. Sedangkan dewan penilai yakni Ketua juri Prof Dr Ardipal, M.Pd.
Kepada TribunPadang.com, Azmi Fitrisia, S.S, M,Hum, Ph.D yang turut jadi pembicara mengemukakan bahwa kegiatan ini pengabdian S2PIPS Program Integrasi Prodi dan Nagari (PIPN) UNP.
"Kegiatan guna pengembangan kemampuan bercerita sejarah siswa sekolah dasar (SD). Kegiatan dibuka oleh sekretaris nagari ranah pasisie bertempat di kantor wali nagari ranah Pasisie Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasamana Barat," ujar Azmi Fitrisia, SS, M.Hum, Ph.D pada Senin (14/7/2025) di Padang.
Ia sendiri pada kegiatan tersebut menyampaikan materi berjudul; Mengenal Cerita Rakyat yakni penjelasan Kategori sejarah atas dua, yaitu sejarah tradisional dan sejarah modern.
"Cerita rakyat termasuk dalam sejarah tradisional. memberikan penjelasan mengenai pengertian dari cerita rakyat. Ciri dari cerita rakyat yaitu disampaikan secara lisan, tidak diketahui siap pengarangnya, banyak versinya, mencerminkan budaya lokal. Jenis2 cerita rakyat dongeng, fabel, legenda,mitos, dan asal usul daerah. Manfaat cerita rakyat sebagai pendidikan karakter, pelestarian budaya, mendorong berfikir kritis dan hiburan," papar Azmi Fitrisia.
Baca juga: Profil Krismadinata, Rektor Universitas Negeri Padang Periode 2024-2029 yang Baru Dialntik

Baca juga: Krismadinata Resmi Jadi Rektor Universitas Negeri Padang Periode 2024-2029
Sementara itu Prof Agusti Efi, MA., Ph.D menyampaikan materi dengan judul Seni Bercerita yang berikut disertai dengan penjelasannya.
"Memberikan wawasan saat menjadi seorang pencerita. Seorang pencerita harus memahami cerita yang akan diceritakan. apakah cerita mengenai binatang, cerita mengenai dongeng ataupun cerita rakyat bekaitan dengan asal usul daerah. Tokoh-tokoh dalam cerita dan wataknya harus terlihat pada saat bercerita di depan penonton.

Ia menekankan bahwa harus terlihat dari seorang pencerita mimik wajah yang menggambarkan suasana yang diceritakan.
"Seperti marah, takut, sedih, murka dan sebagainya. Seorang pencerita harus mampu menguasai penonton dan membuat mereka tertarik dan hanyut dengan apa yang sedang diceritakan. Dalam bercerita diperbolehkan menggunakan gerakan dengan anggota tubuh ataupun benda-benda lain," ujar Agusti Efi.

Pada kesempatan sama, Prof Dr Agustina, M.Hum menyajikan materi berikut dengan judul Penguatan Literasi Membaca serta pada topik ini dikemukakan pengertian literasi.
Menurutnya, pembiasan kegiatan membaca menjadi langkah awal membangun budaya literasi dalam mewujudkan insan cerdas berkarakter.
"Literasi membaca merupakan salah satu keterampilan mendasar bagi siswa pendas, dengan cara: mencari, memahami, memahami informasi, serta dapat memecahkan masalah menjadi kunci utama bagi siswa untuk terus memupuk nalar berfikir kritis. Penting bagi seorang pencerita mengerti dan menguasai teks cerita," ujar Agustina.

Lebih lanjut, imbuhnya meningkatkan literasi membaca dengan mengamati lambang-lambang bahasa dalam bentuk kata, frasa (kelompok kata), kalimat dan seterus serta maknanya.
"Baru kemudian diucapkan atau lafalkan dengan intonasi yang cocok, Seterusnya intonasi pengucapan membaca sama seperti intonasi ketika berbicara( apakah sendiri, berdua/lebih. Pencerita harus membaca berulang ulang teks agar paham. Pemahaman terhadap teks cerita diwujudkan dalam intonasi saat bercerita. Tokoh yang berbeda dalam cerita hendaknya pada saat bercerita berbeda suaranya agar penonton mengerti. Pemenggalam kata dalam kalimat sangat penting agar penonton tahu isi cerita," jelas Agustina.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.