Tabuik Piaman 2025

Mengintip Kekuatan Magis Ritual Tabuik, Prosesi Sakral yang Mengikat Pariaman

Lebih dari sekadar perayaan, Tabuik Pariaman adalah simfoni ritual sakral yang memukau, sebuah jalinan tak terpisahkan antara spiritualitas dan kebuda

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
TABUIK PIAMAN 2025 - Rumah Tabuik Pasa sukses menyelesaikan prosesi Tabuik Naik Pangkek di Simpang Pasa Rakyat, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (6/7/2025). Lebih dari sekadar perayaan, Tabuik Pariaman adalah simfoni ritual sakral yang memukau, sebuah jalinan tak terpisahkan antara spiritualitas dan kebudayaan.  

Di hari yang sama, prosesi maarak jari-jari digelar, melambangkan jari-jari tangan Husein yang tercincang. 

Ini adalah cara masyarakat mengabarkan kekejaman perang Karbala, dimeriahkan oleh hoyak Tabuik lenong (Tabuik kecil di atas kepala) dan iringan gandang tasa.

Baca juga: Si Jago Merah Lahap Empat Rumah di Ganting Parak Gadang Padang, Kerugian Rp1 Miliar

 Maarak Saroban (8 Muharam): Kabar Duka yang Meluas.

Sehari berselang, prosesi maarak saroban dilangsungkan. 

Ini adalah pengabaran kepada masyarakat tentang penutup kepala Husein yang terbunuh. 

Sama seperti sebelumnya, miniatur Tabuik lenong dan gemuruh gandang tasa mengiringi, menciptakan suasana haru bercampur sorak-sorai yang khas.

FESTIVAL TABUIK PIAMAN 2025: Wawako Pariaman Mulyadi bersama asisten 3 memainkan gandang tambua di tengah kerumunan anak tabuik dan ribuan pengunjung yang hendak menyaksikkan prosesi maarak saroban yang dilanjutkan dengan basalisiah di simpang tabuik, Jumat (4/7/2025).
FESTIVAL TABUIK PIAMAN 2025: Wawako Pariaman Mulyadi bersama asisten 3 memainkan gandang tambua di tengah kerumunan anak tabuik dan ribuan pengunjung yang hendak menyaksikkan prosesi maarak saroban yang dilanjutkan dengan basalisiah di simpang tabuik, Jumat (4/7/2025). (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

 Puncak Hoyak Tabuik dan Pelarungan (10 Muharam): Klimaks dan Simbolisasi Akhir.

Puncak perayaan tiba pada 10 Muharam. Menjelang fajar, dua bagian fisik Tabuik—Pangkek Ateh dan Pangkek Bawah—disatukan dalam prosesi sakral "Tabuik Naik Pangkek". 

Begitu matahari terbit, Tabuik diarak dan "dihoyak" sepanjang hari di jalanan, menjadi tontonan spektakuler. 

Sekitar pukul 09.00 WIB, Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang disuguhkan kepada ribuan pengunjung, menyajikan esensi peristiwa Karbala dalam sejarah Islam.

Baca juga: Baru Pertama Kali, Menteri Hadiri Tabuik Piaman 2025 dan Saksikan Prosesi di Pantai Gandoriah

Namun, untuk Festival Tabuik Piaman 2025 ini, ada penyesuaian demi menunjang pariwisata. 

Jika biasanya Tabuik dilarung pada 10 Muharam, kali ini prosesi puncaknya akan digelar pada Minggu, 6 Juli 2025 (bertepatan 10 Muharam 1447 H). 

Sore hari, sekitar pukul 18.00 WIB, kedua Tabuik akan dibawa perlahan menuju pinggir pantai dan akhirnya dilemparkan ke laut oleh kelompok anak nagari Pasa dan Subarang. 

Ini bukan sekadar membuang, ini adalah simbolisasi akhir dari sebuah pengorbanan dan kembalinya Husein ke pangkuan Ilahi.

Tabuik Pariaman adalah bukti nyata bagaimana sebuah ritual keagamaan dapat beradaptasi tanpa kehilangan rohnya, menjadi sebuah warisan budaya yang tak hanya dijaga, tetapi juga dibanggakan dan ditampilkan kepada dunia.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved