Tabuik Piaman 2025

Tabuik Pariaman, Identitas Kolektif yang Beradaptasi, Mengundang Pulang Perantau

Perayaan Tabuik Budaya Pariaman kembali menyedot perhatian ribuan masyarakat, dengan prosesi Maarak Saroban yang menjadi salah satu titik fokus. 

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Panji Rahmat
TABUIK PIAMAN 2025: Firman Syakri Pribadi, atau Adjo Fe, seorang tokoh masyarakat dan pengamat seni-pariwisata Pariaman, sangat setuju dengan adaptasi ini.  

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN – Perayaan Tabuik Budaya Pariaman kembali menyedot perhatian ribuan masyarakat, dengan prosesi Maarak Saroban yang menjadi salah satu titik fokus. 

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, prosesi ketujuh ini, yang melibatkan Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, berlangsung tanpa insiden perselisihan yang kerap mewarnai tradisi basalisiah tersebut.

Keputusan untuk meniadakan basalisiah atau adu kekuatan antara dua kelompok Tabuik ini dikonfirmasi oleh Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Ferialdi. 

Ia menjelaskan bahwa ini adalah hasil kesepakatan bersama dengan para tuo tabuik dari kedua belah pihak, demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan meredam potensi konflik yang sempat memanas di awal rangkaian Tabuik.

Baca juga: Ribuan Warga Antusias Saksikan Prosesi Maarak Saroban, Kemeriahan Festival Hoyak Tabuik Piaman 2025

Namun, di balik perubahan ini, makna Tabuik tetap terjaga kuat. Firman Syakri Pribadi, atau Adjo Fe, seorang tokoh masyarakat dan pengamat seni-pariwisata Pariaman, sangat setuju dengan adaptasi ini. 

"Walaupun tidak terjadi perselisihan malam ini, tapi pertunjukan yang diberikan oleh dua kelompok tabuik masih bisa memberikan tontonan yang menarik bagi pengunjung, dan tidak menghilangkan makna dari prosesi tabuik itu sendiri," terang Adjo Fe.

Adjo Fe menekankan pentingnya pelestarian Tabuik sebagai identitas kolektif orang Pariaman. Baginya, Tabuik lebih dari sekadar ritual. Ia adalah perekat silaturahmi, pembakar semangat gotong royong, dan pengikat solidaritas. 

"Dengan bertabuik, kita bisa memelihara silaturahmi, bisa memelihara semangat kegotong royongan, bisa memelihara solidaritas dan tabuik juga sebentuk undangan atau moment bagi warga Pariaman yang merantau untuk bisa pulang ke kampung halamannya,” jelasnya penuh semangat.

Baca juga: POPULER SUMBAR: Harga Bahan Pokok di Pasar Bawah Bukittinggi dan Festival Tabuik Pariaman 2025

Meskipun menyadari adanya opini beragam tentang Tabuik, Adjo Fe memandang hal tersebut sebagai bagian dari dialektika. 

Ia menegaskan dukungannya yang kuat terhadap perayaan Tabuik karena dampak positif yang diberikannya bagi warga Pariaman

Adaptasi tradisi ini menunjukkan kematangan dalam menjaga esensi budaya sambil mengutamakan keamanan dan kebersamaan, menjadikannya sebuah contoh bagaimana warisan leluhur dapat terus hidup dan relevan di tengah perubahan zaman.


 

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved