Tabuik Piaman 2025
Basalisiah Pertama: Dramaturgi Perang Karbala yang Hidup dalam Festival Tabuik 2025 di Pariaman
Di tengah keheningan Kota Pariaman, prosesi budaya festival tabuik 2025, kembali menyajikan hiruk pikuk, terlebih saat proses basalisiah lanjutan dari
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
"Provokasi dan pertikaian yang tidak direncanakan dalam proses basalisiah ini langsung ditengahi oleh orang tuo tabuik dan niniak mamak tabuik masing-masing rumah tabuik," demikian pernyataan dari panitia.
Namun, upaya para urang tuo dan niniak mamak untuk meredam emosi anak tabuik yang sudah tersulut, terlihat begitu sulit.
Dramatisasi perang Padang Karbala yang direncanakan memang terwujud nyata dalam basalisiah pertama ini.
Saling lempar gendang, pukulan, dan hayaman mewarnai prosesi yang tegang.
Sejumlah anak tabuik bahkan mengalami luka-luka dan beberapa di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan.
Meskipun demikian, Niniak Mamak Tabuik Subarang, Eki Rafki, dengan tenang menyatakan, Basalisiah ini merupakan budaya yang sudah turun-temurun dalam pelaksanaan budaya tabuik.
“Kalau ada yang terkena itu risiko, terlebih anak tabuik. Mereka sudah tahu,” ujarnya.
Baca juga: Sekdaprov Sumbar Tekankan Peran Strategis Istri ASN dalam Pembangunan Daerah
Pernyataan ini menegaskan bahwa bagi pelaku Tabuik, cedera fisik adalah bagian dari identifikasi diri dengan penderitaan Husein.
Ini adalah bagian dari pengorbanan yang mereka pahami dan terima, sebuah bentuk partisipasi aktif dalam menghidupkan kembali sejarah.
Meskipun akan ada dua prosesi basalisiah lagi, gesekan antara kedua rumah tabuik diyakini tidak akan terhindarkan.
Namun, Eki Rafki juga menjamin bahwa seluruh ketegangan akan berakhir setelah prosesi puncak, saat tabuik dibuang ke laut.
"Kalau sudah sampai prosesi puncak, semuanya akan kembali bersaudara seperti sedia kala," ujarnya.
Baca juga: Prosesi Maambiak Batang Pisang Simbol Pengambilan Jenazah Husain di Festival Tabuik 2025
Ini adalah esensi transformasi emosi dalam ritual Tabuik dari antagonisme simbolis menjadi rekonsiliasi masyarakat, menegaskan kembali ikatan persaudaraan yang lebih dalam di antara masyarakat Pariaman.
Basalisiah dalam Festival Tabuik bukan sekadar tontonan, melainkan sebuah ritual yang sarat makna, merekonstruksi sejarah, dan membentuk identitas.
Ini adalah cerminan bagaimana sebuah peristiwa historis mampu dihidupkan kembali, membentuk perilaku, dan memperkuat solidaritas masyarakat melalui medium budaya.(*)
Fadli Zon: Perkuat Komitmen Pemajuan Kebudayaan & Usulan Tabuik Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO |
![]() |
---|
Kabar Gembira, Menbud Fadli Zon Usulkan Budaya Tabuik di Pariaman Menjadi Warisan Tak Benda UNESCO |
![]() |
---|
Grup Katumbak Anak Abak Meriahkan Puncak Festival Tabuik Pariaman 2025, Lestarikan Budaya Lokal |
![]() |
---|
Prosesi Tabuik Dibuang ke Laut Menandai Festival Tabuik Budaya Piaman 2025 Berakhir |
![]() |
---|
Fadli Zon Saksikan Puncak Festival Tabuik Piaman 2025 dan Resmikan Museum Jadi Etalase Budaya Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.