SNBP 2025

Lulus ITB Jalur SNBP, Orang Tua Devit Febriansyah Sempat Cemas Anaknya Tak Lulus dan Tak Punya Biaya

"Kadang saya mengangkat kayu balok besar dari kebun dan dibawa ke rumah. Terkadang juga diupah memikul dan menguliti kulit kayu manis," ucapnya.

Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Muhammad Iqbal
PELAJAR BERPRESTASI- Ayah Devit Febriansyah, bernama Doni Afrizal saat memberikan kesaksian, Rabu (11/6/2025) di rumahnya. Doni sebut ia sempat cemas jika anaknya tidak lulus jalur SNBP, takut tidak ada biaya karena hanya seorang kuli. 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Orang tua Devit Febriansyah sempat cemas mengetahui anaknya masuk ke Institut Teknologi Bandung (ITB).

Hal itu disampaikan langsung oleh sang ayah, Doni Afrizal saat memberikan keterangan kepada TribunPadang.com, Rabu (11/6/2025).

Doni menyebut ia sangat khawatir lantaran anaknya mendaftar di ITB, lantaran kesulitan ekonomi.

"Saya cemas, masuk saja susah di ITB. Kalau melalui tes tidak sanggup," terangnya.

Baca juga: Keterbatasan Biaya, Ikatan Keluarga Malalak Bantu Biaya Pendidikan Devit Febriansyah Kuliah di ITB

"Saya bekerja sebagai kuli, kalau melalui tes tidak akan sanggup membiayai Devit," sambungnya.

Kata Doni, pekerjaannya terkadang tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga ia harus mengerjakan berbagai hal untuk menambah penghasilan.

"Kadang saya mengangkat kayu balok besar dari kebun dan dibawa ke rumah. Terkadang juga diupah memikul dan menguliti kulit kayu manis," ucapnya.

Saat ditanya mengenai berapa penghasilan Doni dari membawa kulit manis dari kebun ke rumahnya, ia menjawab sebesar Rp2 ribu.

Baca juga: Terinspirasi dari BJ Habibie, Devit Febriansyah yang Lulus ITB Dijemput Rektor di Malalak Agam

"Untuk kulit manis, saya hanya diupah Rp2 ribu per kilogram," tutur Doni.

"Kulit manis punya orang. Habis waktu 1 jam membawanya dari kebun ke rumah," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Devit Febriansyah, pelajar asal Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat lulus ITB lewat jalur prestasi, berasal dari keluarga sederhana. 

Orang tuanya, Doni Afrizal dan Julimar, bekerja sebagai buruh pengupas kulit kayu manis dan tidak menamatkan pendidikan sekolah dasar.

Baca juga: Kisah Devit Febriansyah, Pelajar Sumbar Lolos ITB: Didukung Ayah Buruh Kulit Manis Tak Tamat SD

Meski hidup dalam keterbatasan, Devit Febriansyah lulus ITB melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025. 

Devit Febriansyah juga sangat senang saa dikunjungi langsung ke rumahnya oleh Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara, Sabtu (7/6/2025) lalu.

Devit tinggal di sebuah rumah yang cukup sederhana di Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam.

Dari Kota Bukittinggi, TribunPadang.com melewati lika likunya jalan di Malalak. Kurang lebih menghabiskan waktu sekitar 45 menit untuk sampai di kediaman Devit.

Sesampainya TribunPadang.com ke kediaman Devit, terlihat kedua orang tua dan devit sudah menunggu di luar rumah.

Baru turun dari kendaraan, keluarga tersebut langsung menyambut TribunPadang.com dan mempersilahkan masuk.

Perbincangan dimulai dengan menceritakan tujuan kedatangan TribunPadang.com ke rumah Devit.

Singkat cerita, saat ditanya mengenai sosok Devit kepada orang tua, sang ayah yang bernama Doni Afrizal menyebut anaknya memang terkenal rajin belajar.

Dari kecil hingga sekarang, Devit selalu rajin belajar, bahkan ia selalu ingin tahu segala hal.

"Ia dari kecil memang suka belajar dan selalu ingin tahu tentang apa saja," kata Doni saat bercerita kepada TribunPadang.com.

Baca juga: Warga Kampung Patungan Biaya Kuliah, Devit dari Sumbar Siap Jadi Mahasiswa ITB

Selain belajar, di rumah ia juga suka membantu sang ibu untuk menguliti kayu manis.

Doni mengatakan jika ia dan sang istri, Julimar hanya diupah oleh pemilik kebun untuk mengambil kulit kayu manis.

"Saya tidak punya pohon kayu manis maupun kebunnya. Kami hanya diupah oleh orang," ucap ayah Devit.

"Saya dan istri tidak tamat sekolah dasar, jadi hanya kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga," sambungnya saat bercerita.

PELAJAR BERPRESTASI- Devit Febriansyah, pelajar dari SMAN 1 Bukittinggi yang lulus ITB jalur SNBP tahun 2025 dan langsung dijemput oleh rektor ke rumahnya, Sabtu, (7/6/2025) lalu. Devit menyebut jika ia terinspirasi masuk ke kampus ITB oleh Presiden Indonesia BJ Habibie, selain itu ITB juga menjadi kampus terbaik di Indonesia dan dunia.
PELAJAR BERPRESTASI- Devit Febriansyah, pelajar dari SMAN 1 Bukittinggi yang lulus ITB jalur SNBP tahun 2025 dan langsung dijemput oleh rektor ke rumahnya, Sabtu, (7/6/2025) lalu. Devit menyebut jika ia terinspirasi masuk ke kampus ITB oleh Presiden Indonesia BJ Habibie, selain itu ITB juga menjadi kampus terbaik di Indonesia dan dunia. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)

Sama halnya dengan Doni, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum SMAN 1 Bukittinggi Azmiarni mengungkapkan jika Devit merupakan salah satu siswanya yang berprestasi di sekolah.

"Ia mampu menguasai semua mata pelajaran," terang Azmiarni kepada Tribunpadang.com, Senin (9/6/2025) lalu.

Selain itu, wakil kepala sekolah itu juga menyebut bahwa Devit sama pintarnya dengan Nauli Al Ghifari.

Mereka berdua juga sering mengikuti lomba-lomba di tingkat kota, provinsi hingga sampai ke nasional.

"Devit pernah mengikuti lomba tingkat nasional dan masuk sebagai finalis pada tahun 2024," tambahnya. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved