Pemilihan Paus Baru
PROFIL Paus Leo XIV, Riwayat Hidup Paus Amerika Pertama yang Dikenal Soft-spoken dan Rendah Hati
Berikut profil dan sosok pemimpin baru umat Katolik Paus Leo XIV yang dulunya dikenal dengan nama Kardinal Robert Francis Prevost.
Penulis: Noviana | Editor: Primaresti
Ordo tersebut beroperasi di 50 negara dan memiliki fokus khusus pada kehidupan komunitas dan kesetaraan di antara para anggotanya.
Paus Fransiskus jelas telah memerhatikannya selama bertahun-tahun, memindahkannya dari kepemimpinan Augustinian kembali ke Peru pada tahun 2014 untuk menjabat sebagai administrator dan kemudian uskup agung Chiclayo.
Ia tetap pada posisi itu, memperoleh kewarganegaraan Peru pada tahun 2015, hingga mendiang Paus Fransiskus membawanya ke Roma pada tahun 2023 untuk memangku jabatan presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.
Dalam pekerjaan itu, ia akan tetap berhubungan secara teratur dengan hierarki Katolik di bagian dunia yang masih memiliki jumlah umat Katolik terbanyak.
Baca juga: Sinopsis Film Conclave, Ramai Disorot usai Paus Fransiskus Wafat, Kisah Intrik Pemilihan Paus Baru
Menghindari pusat perhatian
Sejak tiba di Roma, Prevost tidak terlalu menonjolkan diri di depan publik, meskipun ia dikenal baik oleh orang-orang penting.
Tercatat, ia pernah memimpin salah satu reformasi paling revolusioner yang dilakukan Paus Fransiskus, ketika ia menambahkan tiga perempuan ke blok pemungutan suara yang memutuskan nominasi uskup mana yang akan diajukan kepada Paus.
Pada awal tahun 2025, Paus Fransiskus kembali menunjukkan penghargaannya dengan mengangkat Prevost ke jajaran kardinal paling senior, yang menunjukkan bahwa ia setidaknya akan menjadi pilihan Fransiskus dalam konklaf mendatang.
Pdt. Mark Francis, seorang teman Prevost sejak tahun 1970-an, mengatakan kepada Reuters bahwa kardinal tersebut merupakan pendukung kuat kepausan pendahulunya, dan khususnya komitmen mendiang Paus Fransiskus terhadap isu keadilan sosial.
"Ia selalu ramah dan hangat serta tetap menyuarakan akal sehat dan kepedulian praktis terhadap penjangkauan Gereja kepada kaum miskin," kata Mark Francis, yang mengikuti seminari bersama Prevost dan kemudian mengenalnya ketika mereka berdua tinggal di Roma pada tahun 2000-an.
"Ia memiliki selera humor yang tinggi, tetapi bukan orang yang mencari pusat perhatian," tambahnya.
Pendeta Fidel Purisaca Vigil, direktur komunikasi untuk keuskupan lama Prevost di Chiclayo, mengingat kardinal itu bangun setiap hari dan sarapan bersama para pendeta lainnya setelah berdoa.
“Betapa pun banyaknya masalah yang ia hadapi, ia tetap ceria dan gembira,” kata Purisaca.
(TribunPadang.com/Via)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.