Pemilihan Paus Baru

PROFIL Paus Leo XIV, Riwayat Hidup Paus Amerika Pertama yang Dikenal Soft-spoken dan Rendah Hati

Berikut profil dan sosok pemimpin baru umat Katolik Paus Leo XIV yang dulunya dikenal dengan nama Kardinal Robert Francis Prevost.

Penulis: Noviana | Editor: Primaresti
YouTube Vatican News
PAUS BARU TERPILIH - Paus Leo XIV saat pertama kali tampil menyapa publik di balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kamis (8/5/2025). Berikut profil dan sosok pemimpin baru umat Katolik Paus Leo XIV yang dulunya dikenal dengan nama Kardinal Robert Francis Prevost. 

TRIBUNPADANG.COM - Kardinal Robert Francis Prevost (69), resmi terpilih menjadi pemimpin umat Katolik Roma di seluruh dunia, Kamis (8/5/2025).

Robert Francis Prevost memilih menggunakan nama Paus Leo XIV untuk menandai awal baru kehidupan kepausannya.

Dilansir TribunPadang.com dari France24, Paus ke-267 ini tercatat dalam sejarah sebagai paus pertama dari Amerika Serikat.

PAUS BARU TERPILIH - Kolase potret Paus Leo XIV, pemimpin gereja Katolik yang baru resmi terpilih menggantikan mendiang Paus Fransiskus, Kamis (8/5/2025).
PAUS BARU TERPILIH - Kolase potret Paus Leo XIV, pemimpin gereja Katolik yang baru resmi terpilih menggantikan mendiang Paus Fransiskus, Kamis (8/5/2025). (Vatikan News)

Lahir di Chicago pada bulan September tahun 1955, Robert Francis Prevost berasal dari orang tua keturunan Spanyol dan Prancis-Italia.

Ia ditahbiskan sebagai pendeta pada tahun 1982 dan pindah ke Peru tiga tahun kemudian.

Robert Francis Prevost dikenang sebagai tokoh yang bekerja dengan komunitas terpinggirkan.

Baca juga: BREAKING NEWS: Paus Leo XIV Resmi Gantikan Paus Fransiskus Jadi Pemimpin Gereja Katolik

Ia menghabiskan 10 tahun sebagai pendeta paroki setempat dan sebagai guru di sebuah seminari di Trujillo di Peru barat laut.

Ia hanya memberikan sedikit wawancara media dan relatif tidak dikenal di panggung global.

Almarhum Paus Fransiskus membawanya ke Vatikan pada tahun 2023 untuk menjabat sebagai kepala kantor yang berwenang yang memeriksa nominasi uskup dari seluruh dunia, salah satu pekerjaan terpenting di Gereja Katolik.

Hasilnya, Robert Francis Prevost memiliki keunggulan dalam konklaf yang tidak dimiliki oleh beberapa kardinal lainnya.

Satu hal yang menjadi kendala adalah kewarganegaraannya.

Pasalnya, sudah lama ada kesepakatan tak tertulis agar seorang paus tidak berasal dari AS, mengingat kekuatan geopolitik yang telah dipegang oleh Amerika Serikat di bidang sekuler.

Namun, Robert Francis Prevost, yang berasal Chicago, juga merupakan warga negara Peru.

Surat kabar Italia La Repubblica menyebutnya "orang Amerika yang paling tidak Amerika" karena tutur katanya yang lembut atau sering disebut dengan istilah soft-spoken.

Baca juga: Dimakamkan Hari Ini, Mengapa Jasad Paus Fransiskus Disegel dengan Lembaran Seng?

Robert Francis Prevost juga dua kali terpilih sebagai pemimpin umum, atau pemimpin tertinggi, ordo religius Augustinian, yang didirikan pada abad ke-13 oleh St. Augustine.

Ordo tersebut beroperasi di 50 negara dan memiliki fokus khusus pada kehidupan komunitas dan kesetaraan di antara para anggotanya.

Paus Fransiskus jelas telah memerhatikannya selama bertahun-tahun, memindahkannya dari kepemimpinan Augustinian kembali ke Peru pada tahun 2014 untuk menjabat sebagai administrator dan kemudian uskup agung Chiclayo.

Ia tetap pada posisi itu, memperoleh kewarganegaraan Peru pada tahun 2015, hingga mendiang Paus Fransiskus membawanya ke Roma pada tahun 2023 untuk memangku jabatan presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.

Dalam pekerjaan itu, ia akan tetap berhubungan secara teratur dengan hierarki Katolik di bagian dunia yang masih memiliki jumlah umat Katolik terbanyak.

Baca juga: Sinopsis Film Conclave, Ramai Disorot usai Paus Fransiskus Wafat, Kisah Intrik Pemilihan Paus Baru

Menghindari pusat perhatian

Sejak tiba di Roma, Prevost tidak terlalu menonjolkan diri di depan publik, meskipun ia dikenal baik oleh orang-orang penting.

Tercatat, ia pernah memimpin salah satu reformasi paling revolusioner yang dilakukan Paus Fransiskus, ketika ia menambahkan tiga perempuan ke blok pemungutan suara yang memutuskan nominasi uskup mana yang akan diajukan kepada Paus.

Pada awal tahun 2025, Paus Fransiskus kembali menunjukkan penghargaannya dengan mengangkat Prevost ke jajaran kardinal paling senior, yang menunjukkan bahwa ia setidaknya akan menjadi pilihan Fransiskus dalam konklaf mendatang.

Pdt. Mark Francis, seorang teman Prevost sejak tahun 1970-an, mengatakan kepada Reuters bahwa kardinal tersebut merupakan pendukung kuat kepausan pendahulunya, dan khususnya komitmen mendiang Paus Fransiskus terhadap isu keadilan sosial.

"Ia selalu ramah dan hangat serta tetap menyuarakan akal sehat dan kepedulian praktis terhadap penjangkauan Gereja kepada kaum miskin," kata Mark Francis, yang mengikuti seminari bersama Prevost dan kemudian mengenalnya ketika mereka berdua tinggal di Roma pada tahun 2000-an.

"Ia memiliki selera humor yang tinggi, tetapi bukan orang yang mencari pusat perhatian," tambahnya.

Pendeta Fidel Purisaca Vigil, direktur komunikasi untuk keuskupan lama Prevost di Chiclayo, mengingat kardinal itu bangun setiap hari dan sarapan bersama para pendeta lainnya setelah berdoa.

“Betapa pun banyaknya masalah yang ia hadapi, ia tetap ceria dan gembira,” kata Purisaca.

(TribunPadang.com/Via)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved