Abrasi Batang Mangor

Jika Mengamuk Ketinggian Air Batang Mangor Padangpariaman Bisa Lebih 5 Meter, Rutin 2 Tahun Terakhir

Masyarakat setempat mencatat amukan ini sudah rutin terjadi dalam dua tahun belakang, minimal satu kali setahun.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: afrizal
TribunPadang.com/Panji Rahmat
AMUKAN BATANG MANGOR - Sariyanti, warga Pasia Laweh, Bisati Sungai Sariak, VII Koto, Padang Pariaman, Sumatera Barat menunjukkan ladangnya yang gagal panen akibat amukan Batang Mangor, Senin (5/5/2025). Akibat dari amukan batang Mangor ini, Sariyanti mengaku ladang pepayanya gagal panen, meski jumlahnya tidak banyak. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN - Sariyanti, warga korong Pasia Laweh, Bisati Sungai Sariak, VII Koto, Padang Pariaman, Sumatera Barat masih ingat bagaimana ganasnya bila Batang Mangor mengamuk. 

Batang Mangor adalah sungai yang mengaliri daerah korong Pasia Laweh, Bisati Sungai Sariak, VII Koto. 

Batang adalah nama sebutan lokal untuk sungai. Batang Mangor bisa diartikan dengan Sungai Mangor.  

Masyarakat setempat mencatat amukan ini sudah rutin terjadi dalam dua tahun belakang, minimal satu kali setahun.

Sariyanti, mengatakan, kalau Batang Mangor sudah mengamuk ketinggian air bisa lebih dari lima meter.

"Air Batang Mangor ini bisa naik sampai lima meter, hampir setengah dari permukaan tebing tempat pemungkiman masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Abrasi Batang Mangor di Padangpariaman Makin Mengancam, Rumah Warga dan Musala Tunggu Waktu Ambruk

Akibat dari amukan Batang Mangor ini, Sariyanti mengaku ladang pepayanya gagal panen, meski jumlahnya tidak banyak.

Hanya saja ladang pepaya tersebut, menjadi sumber pemasukan utama baginya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Selain Sariyanti, amukan Batang Mangor terdampak juga pada puluhan hektare lahan pertanian masyarakat di Korong tersebut.

AMUKAN BATANG MANGOR - Sungai Batang Mangor kawasan Pasia Laweh, Bisati Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (5/5/2025). Ancaman Batang Mangor sudah dirasakan masyarakat dari beberapa tahun belakang, minimal satu kali setahun akibat durasi hujan yang panjang, Batang Mangor akan mengamuk.
AMUKAN BATANG MANGOR - Sungai Batang Mangor kawasan Pasia Laweh, Bisati Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (5/5/2025). Ancaman Batang Mangor sudah dirasakan masyarakat dari beberapa tahun belakang, minimal satu kali setahun akibat durasi hujan yang panjang, Batang Mangor akan mengamuk. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Wali Nagari Bisati Sungai Sariak, Firdaus mengatakan, sektor pertanian merupakan mata pencarian utama dari masyarakat setempat.

Ia menerangkan, amukan Batang Mangor sejauh ini sudah memberikan efek domino yang besar bagi perekonomian masyarakat.

Baca juga: Update Keracunan di Lapas Bukittinggi, CCTV Tidak Berfungsi Saat Warga Binaan Teguk Minuman Oplosan

"Gagal panen merupakan salah satunya, amukan Batang Mangor ini juga berdampak pada jumlah lahan pertanian yang hilang karena grusan aliran sungai," ujarnya.

Ia menyebut lahan pertanian yang dulunya berada di sisi arah korong Pasia Laweh, dalam beberapa tahun berpindah ke sisi seberang aliran sungai akibat pengerusan.

Kondisi ini sejatinya merupakan dilematis bagi masyarakat, karena persoalan tanah memiliki penanganan yang cukup panjang merujuk adat yang ada di daerah tersebut.

"Sampai sekarang lahan yang berkurang ini belum ada kejelasannya. Padahal sektor pertanian merupakan mata pencarian masyarakat," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved