Berita Nasional

PDIP Waspada Tinggi, Dokumen Rusia Bocorkan Pengkhianat Partai, Megawati Pegang Kendali Penuh

Politikus PDIP Guntur Romli membeberkan kondisi internal partai di tengah isu adanya penyusup di antara pada kader.

|
Editor: Primaresti
KOMPAS.com/Syakirun Ni'am
DOKUMEN RUSIA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri foto bersama jajaran pengurus DPP dan 177 kadernya yang terpilih sebagai kepala daerah di Sekolah Partai, Jakarta Selatan, Rabu (19/2/2025). Kondisi internal PDIP setelah muncul isu adanya penyusul dan penghianat di antara kader. 

TRIBUNPADANG.COM - Kader PDIP saat ini disebutkan sedang dalam kondisi waspada di bawah kendali penuh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Hal ini menyusul penyerahan dokumen Rusia dari pakar pertahanan Connie Rahakundini Bakrie kepada Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Yoseph Aryo Adhi Dharmo.

Dalam dokumen rahasia yang merupakan titipan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tersebut, dikatakan adanya pengkhianat yang berupaya menghancurkan PDIP.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat berpidato di HUT ke-50 PDI Perjuangan, Selasa (10/1/2023)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat berpidato di HUT ke-50 PDI Perjuangan, Selasa (10/1/2023) (youtube PDI Perjuangan)

Politikus PDIP Guntur Romli membeberkan kondisi internal partai di tengah isu adanya penyusup di antara para kader.

"Suasana kebatinan kader saat ini dalam kewaspadaan yang tinggi, dan partai di bawah kendali penuh Ketua Umum," ujar Guntur kepada Kompas.com, Senin (28/4/2025).

Guntur lantas mengungkit pernyataan Megawati yang pernah menyampaikan bahwa ada pihak yang mengacak-acak PDIP pada 12 Desember 2024.

Baca juga: Kepala Daerah PDIP Dilarang Ikut Retret di Akmil, Instruksi Megawati Soekarnoputri Masih Berlaku

Dia menjelaskan bahwa kader PDIP berpandangan bahwa kriminalisasi terhadap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto adalah bagian dari upaya untuk mengacak-acak partai.

"Karena sudah jelas dua putusan pengadilan tahun 2020, Saudara Sekjen tidak terlibat dengan kasus suap," ucap Guntur.

"KPK kalau mau serius, harusnya menemukan Harun Masiku yang disebut pemberi suap dan mengadili Rosa Muhammad Thamrin serta Dominggus Mandacan yang terbukti memberikan suap ke Wahyu Setiawan sebesar Rp 500 juta," imbuh dia.

Guntur pun mempertanyakan tindakan KPK yang hanya menindak Hasto saja.

Dia curiga bahwa KPK menindak Hasto karena hanya dia yang merupakan kader PDIP.

"Kenapa KPK tidak melakukannya pada Rosa dan Mandacan? Apa karena mereka bukan kader PDI Perjuangan atau karena mereka menyetor duit ke KPK sehingga tidak bisa diadili?" kata Guntur.

Baca juga: Prabowo Temui Megawati, Pengamat Politik Unand: Upaya Perkuat Dukungan di Tengah Krisis Global

Diketahui, "Dokumen Rusia" yang diserahkan Connie Bakrie, masih menyisakan tanda tanya karena belum jelas untuk apa dokumen itu akan digunakan.

Dokumen tersebut disebut sebagai titipan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, yang kini menjadi tersangka kasus suap Pergantian Antar Waktu (PAW) Harun Masiku.

Connie pun mengungkap bahwa setidaknya ada dua dokumen yang membuatnya merasa "ngeri" dan tercengang.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved