Berita Viral

Alasan Kusir Delman Viral Getok Wisatawan Rp 600 Ribu, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan Bertindak

Diduga karena kondisi lalu lintas dan banyaknya jalur yang ditutup tersebut, durasi sewa delman menjadi semakin panjang.

Editor: Primaresti
Tangkapan layar TikTok, Kompas.com/ Putra Prima Perdana
VIRAL KUSIR GETOK WISATAWAN - Kolase unggahan viral wisatawan yang digetok harga oleh kusir delman di Bandung, Jawa Barat, dan Walikota Bandung Muhammad Farhan, diunggah Rabu (23/4/2025). 

TRIBUNPADANG.COM - Sebuah unggahan viral di media sosial menceritakan pengalaman apes seorang wisatawan di Bandung, Jawa Barat yang kena tipu kusir delman.

Wanita bernama Kumalasari (34) tersebut, dipaksa membayar jasa sewa delman hingga Rp 600 ribu.

Padahal, saat naik bersama keluarganya, sang kusir hanya mematok harga Rp 150 ribu untuk keliling sesuai rute yang disepakati.

DIGETOK NAIK DELMAN - Viral curhatan wisatawan bernama Kumalasari (34) yang membayar naik delman Rp600 ribu padahal awalnya sepakat hanya Rp150 ribu.
DIGETOK NAIK DELMAN - Viral curhatan wisatawan bernama Kumalasari (34) yang membayar naik delman Rp600 ribu padahal awalnya sepakat hanya Rp150 ribu. (TikTok wisatawan Kumalasari)

Kisah ini pun ramai dibagikan di media sosial hingga membuat sejumlah pihak berwenang akhirnya bertindak.

Melansir Kompas.com, Kumalasari menceritakan, awalnya ia dan keluarga ditawari naik delman oleh beberapa kusir.

Saat itu, Kumalasari dimintai uang Rp150 ribu untuk ongkos delman yang ditumpangi bersama keluarganya.

Baca juga: Sosok Jan Hwa Diana, Viral Potong Gaji Karyawan yang Salat Jumat dan Sita 50 Ijazah Pegawai

"Kebetulan saya juga belum pernah naik delman. Mamangnya bilang Rp150.000 itu untuk semua, jadi kita naik berlima. Rencananya mau ke Gedung Sate," katanya, Kamis (17/4/2025).

Namun arus lalu lintas saat itu macet karena ada beberapa ruas jalan yang ditutup.

Kusir pun membawa keluarga Kumalasari berkeliling hingga ke Alun-alun Kota Bandung.

Kumalasari beserta keluarga akhirnya diturunkan kembali di hotel tempat mereka menginap.

Diduga karena kondisi lalu lintas dan banyaknya jalur yang ditutup tersebut, durasi sewa delman menjadi semakin panjang.

Apalagi karena adanya perubahan rute yang awalnya hanya dari Jalan Citarum ke Gedung Sate, beralih ke Alun-Alun Kota Bandung sampai ke hotel.

Namun, tampaknya sang kusir tak memberi informasi tambahan tarif tersebut sehingga penumpang pun merasa ditipu.

Baca juga: Mata Air Muncul di Pekalongan, Viral Sebut Sembuhkan Penyakit, Ternyata Saluran PDAM Bocor

Sesampainya di hotel, Kumalasari berniat baik dengan memberikan tambahan uang Rp50 ribu ke kusir delman, sehingga total yang dibayarkannya Rp200 ribu.

Betapa kaget Kumalasari dibuat saat kusir delman mengatakan uangnya kurang Rp400 ribu.

"Padahal saya sudah inisiatif nambahin jadi Rp200.000. Tapi ternyata bilangnya kurang Rp400.000, karena Rp150.000 itu satu orang. Kalau begitu sih nipu namanya," tutur Kumalasari.

Tak mau berdebat, Kumalasari akhirnya memberikan kembali uang Rp300 ribu, sehingga total yang dibayarkannya Rp500 ribu.

"Saya merasa dijebak. Tapi akhirnya sudah kita kasih jadi Rp500.000, itu juga masih ngotot minta Rp100.000 sisanya. Saya sama suami kesel, udah ditinggalin saja," katanya.

Meski demikian, Kumalasari mengaku tidak kapok untuk kembali liburan di Kota Bandung.

Namun yang pasti, dia tidak akan mau lagi naik delman.

Dia pun berharap wisatawan yang datang ke Kota Bandung bisa lebih berhati-hati ketika naik delman agar kejadian penipuan dan getok harga tidak terulang kembali.

"Kalau mau naik delman, mendingan bayar di awal deh, jangan kepancing. Saya juga berharap bisa ditertibkan lagi delman-delman kayak gitu," tandasnya.

Kejadian tersebut membuat Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, kesal.

Menurut Farhan, delman yang berkeliaran di tengah kota sudah dilarang.

Bahkan, Satpol PP sudah melakukan pengusiran.

"Delmannya kita usir, alatnya yaitu pecutnya kita buang. Tapi kemudian kita dikecam."

"Katanya Satpol PP tidak manusiawi, kami mohon maaf, semua demi kenyamanan warga," katanya, dikutip dari Tribun Jabar.

Baca juga: Profil Kardinal Luis Antonio Tagle, Calon Pengganti Paus Fransiskus, Digadang Jadi Paus Asia Pertama

Terkait wisatawan yang digetok harga Rp600 ribu saat naik delman, Farhan mengaku tak bisa berbuat apa-apa.

Pihaknya tak bisa menuntut secara pidana.

Sebab, korban sudah bersedia membayar.

"Tindak pidana ringan aja tidak ada, karena si korbannya juga bersedia untuk membayar."

"Tanpa todongan, artinya tanpa ancaman, tanpa tindakan-tindakan kriminal pemaksaan lainnya," ungkap Farhan.

Farhan menuturkan, saat ini yang bisa dilakukan adalah melakukan pencegahan, yakni pengusiran.

Namun, hal itu ternyata juga tidak efektif, lantaran pelaku kembali datang meski telah diusir berulang kali.

"Yang bisa kita lakukan hanyalah tindakan pidana ringan atau tipiring di mana dia diusir."

"Tapi semua tahu sendiri pelaku diusir, datang, diusir, datang lagi terus menerus begitu."

"Pemerintah tidak boleh capek, kami akan terus menindak orang yang menimbulkan keresahan," terangnya.

Dengan viralnya kejadian tersebut, Farhan menekankan, kali ini pihaknya akan mengambil langkah tegas kepada pelaku.

"Ya waktu itu kami kenakan tindak pidana ringan."

"Tapi kalau sudah masuk ke pemerasan dan penipuan, kita bawa ke tindak pidana tingkat selanjutnya," tegas Farhan.

Farhan menegaskan, segala tindakan premanisme yang mengarah ke penipuan dan pemerasan akan dibawa ke pihak berwajib.

"Ini bukan razia, tapi akan tangkap mereka. Siapapun yang memeras dan menipu, kami cari dan tangkap. Laporkan ke polisi," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, buka suara atas curhatan pengunjung yang viral karena kena getok harga parkir di Pasar Tanah Abang. 

Syafrin mengakui bahwa pihaknya kecolongan, seperti dilansir dari Tribun Jakarta.

Ia berdalih, jajarannya sudah berupaya maksimal untuk mengantisipasi parkir liar dengan melakukan operasi penertiban.

"Tapi kembali bahwa pada saat petugas tidak ada di lokasi setelah ditertibkan, petugas kembali ke pos, itu terjadi yang namanya timbul 1-2 orang untuk melakukan pengaturan," kata Syafrin.

Anak buah Gubernur Pramono Anung ini pun mengaku sudah berkali-kali memberi imbauan kepada masyarakat untuk tidak memarkirkan kendaraannya di parkir liar.

Namun imbauan tersebut kerap tak diindahkan oleh masyarakat yang lebih memilih parkir liar lantaran lebih mudah keluar-masuk dengan posisi di pinggir jalan.

"Beberapa kali saya mengimbau kepada masyarakat untuk pertama, jangan parkir di tempat-tempat yang tidak diperbolehkan parkir atau dilarang parkir," tutur Syarifin.

"Hanya saja, masyarakat kita begitu melihat ada juru parkir liar seolah-olah di sana boleh parkir," tambahnya menjelaskan.

(TribunJatim.com/ Alga)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pantas Kusir Delman Minta Dibayar Rp600.000, Wisatawan Tertipu Harga Awal Rp150.000, Wali Kota: Maaf

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved