Merawat Kemabruran Puasa
Dari Religiousness dan Religious Mindedness
Ia merasa lebih merdeka sebagai khalifah karena sikap perhambaan dirinya kepada Tuhan tidak menghalanginya untuk berkreasi dan berinisiatif
Ia merasa lebih merdeka sebagai khalifah karena sikap perhambaan dirinya kepada Tuhan tidak menghalanginya untuk berkreasi dan berinisiatif.
Suasana batin religious ness cenderung lebih tertutup dan sesekali mendekati garis keras karena ia memandang hidup ini hitam dan putih.
Artinya kalau bukan putih pasti hitam atau sebaliknya.
Suasana batin ini lebih berpotensi untuk berbenturan satu sama lain karena sudah barang tentu ia harus tegas dan istiqamah terhadap keyakinan agama dianutnya.
Orang lain yang tidak sefaham dirinya cenderung salah, karena ia merasa lebih sesuai dengan teks-teks ajaran agama.
Sementara religious minded cenderung lebih terbuka dan tidak khawatir ke manapun akan pergi apapun yang akan dikerjakan.
Sepanjang tidak melanggar prinsip-prinsip ajaran maka sepanjang itu boleh dilakukan.
Jalan hidup tidak hanya hitam-putih tetapi ada rona lain yang diperkenankan Tuhan.
Dalam konteks kekinian, pola keagamaan religious minded lebih relevan untuk ditegakkan, khususnya agama Islam, yang memberikan otonomi dan kemerdekaan lebih luas kepada manusia.
Semua yang tidak bertentangan dengan Islam itulah Islam, sebagaimana sabda Rasulullah: “Hikmah atau kebajikan ada di mana-mana, di manapun anda temukan ambillah karena itu milik Islam”.
Pola hidup ini akan menampilkan kedamaian, kesejukan, ketenteraman, dan keadilan. Inilah konsep rahmatan lil ‘alamin yang sejati. (Bersambung)
Tulisan Lengkap KLIK DI SINI
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.