Sidang Isbat Penentuan Idul Fitri 1446 H Digelar 29 Maret 2025, Simak Rangkaian Acaranya

Pertama, dimensi ta'abbudi, yaitu dimensi ibadah yang berlandaskan pada sunnah Nabi Muhammad SAW. 

Rukyat telah dilakukan sejak zaman Rasulullah sebagai bagian dari ibadah untuk memulai dan mengakhiri puasa Ramadan.

Sunnah ini juga dikuatkan oleh Fatwa MUI yang menyatakan bahwa penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan melalui metode hisab dan rukyat.

"Ini juga bagian dari Syiar Islam. Ini penting," jelasnya.

Kedua, dimensi pengetahuan, yaitu konfirmasi atas data-data hisab dan astronomi yang telah dihitung sebelumnya. 

"Apa yang telah dihitung secara astronomi, kita konfirmasi di lapangan melalui rukyat," sebut Abu Rokhmad.

Baca juga: Perintah Apa yang Dilakukan untuk Mendapatkan Peta Pemikiran yang Cepat dari Gitmind?

"Sebagaimana awal Ramadan, kita akan gunakan alat yang canggih dalam proses rukyat," sambungnya.

Rukyat bertujuan untuk memastikan kebenaran posisi hilal yang dihitung secara astronomi melalui pengamatan di lapangan.

Proses rukyatul hilal untuk menentukan awal Syawal 1446 H akan dilakukan di 33 titik yang tersebar di seluruh Indonesia dengan satu titik di setiap provinsi, kecuali Bali. 

Hal ini dikarenakan di Bali, pelaksanaan rukyat akan mengganggu suasana Nyepi yang sedang berlangsung. 

Kemenag menghormati situasi tersebut dan tidak menggelar rukyat di Bali. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kemenag Gelar Sidang Penetapan Idul Fitri 1446 H pada tanggal 29 Maret 2025,