Merawat Kemabruran Puasa

Dari Mukhlish ke Mukhlash

Riya mulai terjadi manakala seseorang mulai menikmati pujian dari kebaikan yang dilakukannya.

Editor: afrizal
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar 

Ayat-ayat tersebut antara lain: “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih (al-mukhlashin).” (Q.S.Yusuf/12:24).

Ayat di atas terkait dengan hubungan antara Yusuf yang dijebak oleh isteri raja di dalam kamar kosong karena terpesona ketanpanannya. 

Dalam keadaan sepi, aman, disertai dengan adanya kemauan, maka hampir saja perbuatan tercela (zina) itu terjadi, namun Allah SWT yang proaktif melindungi Nabi Yusuf. 

Cobaan yang berat bagi Nabi Yusuf mampu dilewatinya, bukan karena kemampuannya untuk menahan diri tetapi lebih karena pertolongan Allah SWT.

Dalam ayat lain, Allah SWTmenyatakan: “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlas di antara mereka. (Q.S. al-Hijr/15:39-40). 

Sejalan dengan ayat lainnya: “Iblis menjawab: Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka.” (Q.S. Shad/38:82-83).

Ada beberapa ayat lagi yang seirama dengan ayat ini, kesemuanya nenandakan bahwa di atas langit masih ada langit. 

Kita tidak boleh berpuas diri dengan perestasi yang sudah kita miliki. (Bersambung)
Tulisan Lengkap KLIK DI SINI

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved