Merawat Kemabruran Puasa

Dari Khauf ke Khasyyah

kata khasyyah berasal dari akar kata khasya berarti takut, tetapi obyek yang ditakuti itu ialah Sang Khaliq, Allah SWT.

Editor: afrizal
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar 

Obyek yang ditakuti dalam ayat ini ialah srigala, karena itu digunakan kata akhafa.

Sedangkan kata khasyyah berasal dari akar kata khasya berarti takut, tetapi obyek yang ditakuti itu ialah Sang Khaliq, Allah SWT. 

Seperti dinyatakan di dalam Al-Qur’an: ”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. 

Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Q.S. al-Nisa’/4:9). 

Obyek yang ditakuti dalam ayat ini ialah Allah SWT, karena itu digunakan kata walyakhsya.

Perbedaan kedua kosa kata itu juga mengisyaratkan perbedaan sikap. 

Jika ingin selamat dari obyek yang ditakuti dalam kata kauf, maka kita harus menjauhi obyek itu. 

Misalnya jika ingin selamat dari harimau atau tsunami jauhi obyek itu, karena jika dekat maka terancam bahaya mematikan. 

Sebaliknya jika ingin selamat dari obyek yang ditakuti dalam kata khasyyah, maka kita harus mendekati obyek yang ditakuti itu. 

Jika kita menjauhi Tuhan pasti kita akan binasa. 

Tegasnya jika ingin selamat dari obyek yang ditakuti (makhluk) jauhi obyek itu. 

Jika ingin selamat dari obyek yang ditakuti (Khaliq), dekati obyek itu.

Banyak di antara kita belum cerdas mencari penyelamatan diri dari obyek yang ditakuti.

Jika ingin selamat dari siksa neraka maka seharusnya kita menjauhi hal-hal yang dilarang oleh agama, seperti perzinahan, pembunuhan, korupsi, dan pendaliman. 

Dengan demikian kita akan selamat dari siksa neraka. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved