Kabupaten Agam
Berkunjung ke Desa Sentra Kerupuk Jangek di Agam, Produksi Capai 150 Kilogram per Hari
Jorong Koto Marapak di Nagari Magek, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menjadi sentra pembuatan kerupuk kulit atau jangek.
Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Jorong Koto Marapak di Nagari Magek, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menjadi sentra pembuatan kerupuk kulit atau jangek.
Mayoritas warga desa ini memiliki usaha rumahan memproduksi kerupuk kulit dari bahan baku kulit sapi yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
Kerupuk jangek atau yang biasanya disebut kerupuk kulit merupakan salah satu camilan khas atau yang biasa dinikmati masyarakat sebagai pelengkap ketika menikmati nasi panas.
Bahan baku dari kerupuk kulit atau jangek ini adalah kulit sapi yang sebelumnya sudah dibersihkan dan dikeringkan.
Di Jorong Koto Marapak yang terletak di Nagari Magek, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat menjadi salah satu kampung atau desa yang mayoritas masyarakatnya mempunyai usaha pembuatan kerupuk kulit.
Baca juga: Pengendara Motor di Dharmasraya Tewas Tabrak Truk Parkir di Pinggir Jalan

Saat TribunPadang.com berkunjung, tampak di puluhan rumah terdapat tempat menjemur kulit yang nantinya akan dijadikan kerupuk.
"Mungkin jika diperkirakan ada puluhan masyarakat yang mempunyai usaha kerupuk kulit disini," ungkap salah seorang pengusaha, Isneli, Rabu (15/1/2025).
Sementara itu, terkait produksi, Isneli menyebutkan bahwa tempat usahanya bisa memproduksi kerupuk kulit 100 hingga 150 kilogram per harinya.
"Kalau banyaknya produksi atau tidak, tergantung musim. Kalau sedang musim libur pasti kita produksi banyak karena banyaknya permintaan, kalau hari biasa kita standar-standar saja," ungkapnya.
"Kalau biasanya kita memproduksi sebanyak 100 hingga 150 kilo per harinya," sambungnya.
Baca juga: Dapur Kerupuk di Payakumbuh Ludes Terbakar, Api Padam dalam Satu Jam
Tapi, Isneli menyebutkan bahwa produksi juga tergantung dari pengaruh cuaca dan tingkat kekeringan bahan baku.
"Terkadang kita juga melihat cuaca, karena jika cuaca mendung atau hujan, tentu kulit yang dijemur akan lama kering, jadi susah untuk digoreng," katanya.
Untuk wilayah penjualan, Isneli mengatakan bahwa rumah produksinya sudah mengirim kerupuk kulit ke seluruh wilayah Sumatera Barat.
Namun, permintaan kerupuk kulit yang paling banyak yaitu di daerah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Ia berharap agar produksi kerupuk kulitnya terus berkembang. Ia juga berharap agar pemerintah bisa membantu mempromosikan produk usahanya agar bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat.(*)
Lama Tak Diperbaiki Pemerintah, Pemuda di Agam Turun Tangan Perbaiki Jalan Rusak Pakai Duit Patungan |
![]() |
---|
Pemuda Sungai Pua Agam Kumpulkan Dana Rp2,5 Juta, Tambal Jalan Berlubang Tanpa Bantuan Pemerintah |
![]() |
---|
Inisiatif Tambal Jalan Rusak di Sungai Pua Agam, Warga Sebut Terakhir Kali Diaspal Tahun 2002 |
![]() |
---|
Jalan Rusak di Nagari Sungai Pua Agam Ditambal Pemuda Secara Swadaya, Gunakan Dana Sisa Kegiatan |
![]() |
---|
Pembangunan Sumur Bor di PGRM Agam Diizinkan, Donatur Diminta Pastikan Pembebasan Tanah Hibah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.