Universitas Andalas

Wamen UMKM Buka Andalas Business Matching 2024: Kemitraan Kunci UMKM Berkembang dan Bersaing

Wakil Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Helvi Yuni Moraza membuka kegiatan Andalas Business Matching (ABM) 2024 yang digelar Unand.

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
Foto: Wahyu Bahar/tribunpadang.com
Wakil Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Helvi Yuni Moraza (dua dari kiri) didampingi Rektor Universitas Andalas (Unand) Efa Yonnedi (dua dari kanan) usai membuka Andalas Business Matching (ABM) 2024 yang digelar Universitas Andalas (Unand) di ZHM Premiere Padang, Senin (9/12/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Wakil Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Helvi Yuni Moraza, membuka kegiatan Andalas Business Matching (ABM) 2024 yang digelar Universitas Andalas (Unand) di ZHM Premiere Padang, Senin (9/12/2024).

Selain membuka ABM 2024, Alumnus Fakultas Ekonomi Unand ini sekaligus menjadi pembicara kunci.

Helvi mengatakan, kolaborasi antara UMKM dengan korporasi, perguruan tinggi, dan pemerintah dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan kapasitas, memperluas jaringan pasar, dan mendorong inovasi.

Menurutnya, ABM merupakan wadah strategis yang mempertemukan berbagai pihak akademisi, dunia usaha, pemerintah, dan investor untuk berkolaborasi mendorong pertumbuhan UMKM Indonesia, khususnya di Sumbar.

Dalam konteks yang lebih luas, kata dia, ABM ialah bukti bahwa sinergi lintas sektor sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan yang dihadapi UMKM kita.

"Di tengah dinamika global yang semakin kompetitif, kemitraan adalah kunci untuk memastikan UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu berkembang dan bersaing di pasar internasional," katanya saat membuka ABM 2 di ZHM Premiere Hotel Padang, Senin (9/12/2024).

Helvi menilai, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Dengan jumlah lebih dari 64,2 juta unit usaha, UMKM menyumbang 60,5 persen terhadap PDB nasional dan menyerap 96,9 persen tenaga kerja.

Baca juga: Cawako Padang Fadly Amran Jadi Pembicara di ABM yang Digelar Unand, Bicara Soal UMKM Naik Kelas

Namun, ujarnya, di balik angka-angka itu masih ada tantangan besar yang harus dijawab bersama.

Salah satu tantangan utamanya ialah rendahnya partisipasi UMKM dalam Rantai Pasok Global (Global Value Chain/GVC). 

"Hal ini mengindikasikan bahwa produk-produk UMKM kita belum cukup kompetitif untuk menembus pasar internasional. Disamping itu, mayoritas UMKM kita masih belum terhubung ke rantai pasok industri," tambahnya.

Melalui PP 7 Tahun 2021, ada 2 kebijakan afirmasi pemerintah antara lain 40 persen pengadaan barang dan jasa pemerintah dialokasikan untuk usaha mikro, kecil dan koperasi serta kebijakan pengalokasian 30 persen infrastruktur publik untuk UMKM. 

"Dua kebijakan diharapkan dapat menjadi pendorong perluasan pasar bagi UMKM," kata dia.

Efa Yonnedi, Rektor Unand mengatakan, universitas harus berperan menjadi innovation hub, dan mengembangkan teknologi untuk mendukung peningkatan UMKM.

"Melalui forum ini Universitas Andalas siap untuk terdepan menjadi Sumatera Innovation Hub. Kami yakin perguruan tinggi sebagai pusat inovasi bisa menjadi lokomotif penciptaan wirausaha berbasis teknologi dan inovasi," kata Efa.

Dia menjelaskan, perguruan tentu bisa menyediakan dan membantu penciptaan teknologi dan inovasi sebagai sumber untuk bersaing.

Hal ini tak hanya berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, tapi juga memaksimalkan potensi daerah, membuka lapangan kerja dan membuat UMKM sustain, scaling up dan memakmurkan masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved