Citizen Journalism

Transformasi Ketenagakerjaan: Peran Ekonomi Gig dalam Membentuk Masa Depan Kerja di Malaysia

Ekonomi Gig di Malaysia seperti layanan pengiriman makanan dan barang telah mencerminkan perubahan besar dalam cara orang bekerja dan mencari nafkah.

Editor: Nika Afrilia
ist
Ekonomi Gig adalah sistem pasar bebas yang memberikan organisasi dan pekerja kebebasan untuk melakukan kontrak kerja sukarela tanpa harus mempekerjakan pekerja penuh waktu. 

Oleh Amal Nabilah Binti Mohamad Helmi, Mahasiswi Magang Universiti Kebangsaan Malaysia di FIB Universiti Andalas

EKONOMI Gig adalah sistem pasar bebas yang memberikan organisasi dan pekerja kebebasan untuk melakukan kontrak kerja sukarela tanpa harus mempekerjakan pekerja penuh waktu.

Istilah Ekonomi GIG mulai populer sejak dunia dilanda kegawatan ekonomi pada tahun 2008. Hal ini sangat berdampak pada perekonomian dunia, khususnya Amerika, sehingga memicu tren digitalisasi pekerjaan melalui aktivitas sharing economy.

Oleh karena itu, berdasarkan data Tenaga Buruh Malaysia, tren pekerjaan saat ini semakin mengarah ke pekerjaan gig atau freelance.

Kini, dengan didukung oleh berkembangnya internet, terbuka peluang bagi perusahaan seperti FoodPanda, GrabFood, Shopee Food dan Lalamove untuk terus memperluas jaringan perusahaannya.

Antara perkhidmatan yang cukup popular melibatkan ekonomi perkongsian ini adalah perkhidmatan penghantaran makanan, penghantaran barang dan penghantaran barangan dapur seperti FoodPanda, GrabFood, Lalamove dan Bungkusit di mana semua rider sangat populer dalam kalangan rakyat di Malaysia. 

Baca juga: 5 Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi di Kedah Malaysia: Ada Pulau Langkawi hingga Muzium Padi

Guncangan ekonomi gig di era digitalisasi sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara. Penerimaan masyarakat terhadap ekonomi gig menjadi kontributor utama bagi perusahaan-perusahaan tersebut untuk terus bertahan dan kokoh dalam jangka panjang.

Model bisnis dalam ekonomi gig lebih berpusat pada pengguna dan perubahan bisnis juga sering kali didorong oleh permintaan pengguna.

Komposisi pengguna dalam gig economy meliputi pelanggan yang menggunakan jasa gig serta para pekerja atau pedagang dan vendor yang melayani dalam jasa gig.

Konsumen saat ini banyak menggunakan situs sosial seperti Instagram, Tiktok, Twitter, Facebook dan masih banyak lagi untuk mengekspresikan diri, berbagi pandangan dan mendapatkan informasi tentang produk dan layanan tertentu. 

Menurut laporan Bank Negara Malaysia, ekonomi gig kini menjadi bagian penting dari perekonomian Malaysia, dengan lebih banyak orang memilih untuk bekerja secara mandiri dibandingkan dengan pekerjaan tetap.

Faktor-faktor seperti fleksibilitas jam kerja, kesempatan bekerja dari mana saja, dan potensi penghasilan yang lebih tinggi mendorong banyak pekerja beralih ke model pekerjaan ini. Pertumbuhan ekonomi gig telah mengubah cara kerja tradisional di Malaysia.

Di masa lalu, pekerjaan tetap dengan gaji bulanan dianggap sebagai norma dan jaminan stabilitas keuangan. Namun, dengan meningkatnya biaya hidup dan kebutuhan akan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, banyak pekerja mulai mencari alternatif yang menawarkan lebih banyak kebebasan.

Baca juga: Food Truck di Malaysia: Dari Gerai Sederhana ke Ikon Budaya Makanan Modern

Pekerjaan gig membolehkan individu untuk mengawal jadwal mereka sendiri dan memilih projek atau tugas yang sesuai dengan kemahiran dan minat mereka.

Ini bukan saja memberikan kebebasan kepada pekerja, tetapi juga membuka peluang untuk mempelajari kemahiran baru dan memperluaskan rangkaian profesional mereka.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved