Gelora Meratus Georpark Lewat Tarikan, Nafas Batik Sasirangan Balangian

Sejurus itu pula, warganya giat menekuni edukasi pertanian dan kerajinan seluruh desa berupa produk kain bernama Sasirangan.

Semetara itu, Hasriyani selaku pegiat kelompok sadar wisata menyebutkan Pokdarwis di desanya mulai November 2013, objek wisata utama air terjun dan objek wisata lainnya yang layak dipromosikan.

Salah satunya, produk Batik Sasirangan yang dikelola badan usaha Milik desa (Bumdes) Balangian memproduksi batik Sasirangan, dengan berbahan baku (serbuk kayu ulin) serbuk Talaan, janar  (kunyit), termasuk kain yang dibordir oleh sekelompok yang terdiri dari 13 perempuan, termasuk satu koordinator bernama Rina (36).

Menurut Rina, Sasirangan yang dimodali proses produksi lewat anggaran Bumdes cukup menggeliat hingga mampu menghasilkan bahan dasar kain ukuran 2meter persegi motif batik khas Banjar.

Rina memaparkan sejumlah bahan utama untuk pewarna bernama secang, yang direbus mendidih. Lalu, campuran bahan dedaunan Jati, Kenikir dan Tunjung hingga Kapur serta Tawas.
Menurutnya, sehelai kain sasirangan dihargai Rp 300 ribu, yang berbahan katun biasa. Sedangkan, bahan sutera dihargai mencapai Rp 1,5 juta.

Hanya saja, imbuhnya hasil karya ekonomi kreatif itu belumlah terserap pasar secara komersil. Alasannya, pihak pengelola dari Bumdes butuh pasar untuk menjual produk andalan Saringan khas Baliangan.
Satu nafas wangi, yang ditebarkan Batik

Sasirangan kiranya dapat menambah daya gedor pendatang atau wisatawan untuk datang ke Meratus Geopark.

Utamanya, di tengah derap kampanye Meratus Geopark yang membawa Desa Balangian ke puncak sukses.(Emil Mahmud, Peserta Kontingen Sumbar Porwanas di Banjarmasin)