345.730 Orang Warga Sumbar Tergolong Miskin, Bertambah 5.360 dari Tahun Lalu
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) Sugeng Arianto mengatakan jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat (Sumbar) pada Maret ...
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) Sugeng Arianto mengatakan jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat (Sumbar) pada Maret 2024 mencapai 345.730 orang.
"Dibandingkan Maret 2023, jumlah penduduk miskin naik 5,36 ribu (5.360) orang. Sementara jika dibandingkan dengan Maret 2022, jumlah penduduk miskin naik sebanyak 10,52 (10.520) ribu orang," kata Sugeng Arianto saat menyampaikan rilis bulan Juli, dikutip Rabu (3/7/2024).
Ia menjelaskan persentase penduduk miskin pada Maret 2024 tercatat sebesar 5,97 persen, naik 0,02 persen poin terhadap Maret 2023 dan naik 0,05 jika dibandingkan periode Maret 2022.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2023–Maret 2024, jumlah penduduk miskin perkotaan naik sebesar 5,33 ribu orang, dan di perdesaan naik sebesar 0,05 ribu orang.
Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 4,67 persen menjadi 4,72 persen. Sementara itu, di perdesaan naik dari 7,23 persen menjadi 7,28 persen.
Perubahan jumlah dan persentase penduduk miskin tidak akan terlepas dari perubahan nilai garis kemiskinan.
Garis Kemiskinan (GK) merupakan rata-rata pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan untuk mengklasifikasikan penduduk ke dalam golongan miskin atau tidak miskin.
Baca juga: Yayasan Djamil Peduli Kasih, Bantu Pasien Miskin Berobat di RSUP M Djamil Padang
"Garis kemiskinan yang digunakan untuk menghitung penduduk miskin pada Maret 2024 adalah Rp708.416 per kapita per bulan," katanya.
Ia menjelaskan selama periode Maret 2023–Maret 2024, garis kemiskinan naik sebesar 6,06 persen.
Kenaikannya dari Rp667.925 per kapita per bulan pada Maret 2023 menjadi Rp 708.416 per kapita per bulan pada Maret 2024.
Sementara pada periode Maret 2022–Maret 2024, garis kemiskinan naik sebesar 15,95 persen, yaitu dari Rp610.941 per kapita per bulan pada Maret 2022 menjadi Rp708.416 per kapita per bulan pada Maret 2024.
Jika dibandingkan antara Maret 2023 dengan Maret 2024, maka garis kemiskinan daerah perkotaan meningkat sebesar 6,01 persen. Sementara itu di daerah pedesaan meningkat 6 persen.
Sugeng menambahkan, dengan memperhatikan komponen garis kemiskinan yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan.
Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2024 sebesar 75,94 persen.
"Tiga jenis komoditas makanan yang berpengaruh paling besar terhadap nilai garis kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, cabe merah (di perkotaan dan di perdesaan)," kata Sugeng.
"Sementara itu lima komoditas bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi," tuturnya.
_____
Baca berita terbaru di Saluran TribunPadang.com dan Google News
Korlantas Polri Bekukan Sementara Penggunaan Sirene & Strobo, Tapi Pengawalan Tetap Berjalan |
![]() |
---|
Pemprov Sumbar Tegaskan Penertiban Penggunaan Strobo, Hanya untuk Kendaraan Tertentu |
![]() |
---|
Sebaran Abu Erupsi Gunung Marapi Sumbar Pada Sabtu Sore Mengarah ke Batipuah Tanah Datar |
![]() |
---|
Pemprov Sumbar Laporkan Dugaan Tambang Ilegal ke Kementerian ESDM, Dorong Penertiban PETI |
![]() |
---|
Peringatan Dini BMKG Hari Ini: 11 Wilayah Sumbar Diguyur Hujan Lebat Siang Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.