Melihat Rumah Tabuik Subarang Jelang Perhelatan Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2024

Satu bulan jelang perhelatan Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2024, TribunPadang.com, mengunjungi Rumah Tabuik Subarang yang masih sepi

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Rumah Tabuik yang terletak di Cimparuah, Pariaman Tengah Kota Pariaman 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Satu bulan jelang perhelatan Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2024, TribunPadang.com, mengunjungi Rumah Tabuik Subarang yang masih sepi dari aktivitas anak Tabuik, Selasa (11/7/2024).

Rumah Tabuik yang terletak di Cimparuah, Pariaman Tengah Kota Pariaman ini, terlihat sangat sepi dan pagar masuknya hanya terbuka  sekitar 1.5 meter.

Fungsional Pamong Budaya Disparbud Kota Pariaman Nur Afni Fuadi, mengatakan, rumah tabuik ini ada dua buah di Kota Pariaman, satu di Subarang dan satu lagi di Karan Aur.

Kedua rumah Tabuik itu dibangun sekitar tahun 2011 melalui anggaran APBD Kota Pariaman.

"Sebelumnya rumah Tabuik ini berada di tempat Tuo Tabuik masig-masing. Karena beberapa alasan dibuatkan oleh pemko," ujarnya.

Baca juga: Siap-Siap! Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2024 Akan Kembali Digelar, Catat Jadwalnya

Saat berkunjung, TribunPadang.com, mendapati kondisi rumah Tabuik dari bagian luar sudah banyak mengalami kerusakan, seperti anak tangga lapuk dan loteng melendung.

Padahal Afni mengaku biaya perawatan rumah Tabuik setiap tahunnya sudah diajukan tapi tidak dianggarkan.

Dari dalam bagian belakang rumah Tabuik saat diinjak juga terasa goyangannya, seperti ada yang tergantung dibagian bawah.

Rumah Tabuik Subarang ini terlihat seperti rumah gadang tapi tidak menggunakan atap gonjong.

Di dalamnya ada sekitar dua ruang pertemuan dan gudang di bagian belakang.

Sedangkan di ruang tengah terdapat dua miniatur Tabuik berbungkus kaca.

Baca juga: Pesona Hoyak Tabuik Piaman 2024 Digelar Mulai 7 Juli, Pemko Pariaman Mulai Bentuk Panitia

Serta sejumlah replika seluruh prosesi Tabuik, mulai dari maambiak tanah hingga Tabuik dibuang ke laut.

Afnie mengaku rumah Tabuik setiap tahunnya bisa dikunjungi ratusan orang di luar pelaksanan Hoyak Tabuik.

Para pengunjung ini berasal dari siswa, mahasiswa, komunitas dan wisatawan lokal, nasional dan mancanegara.

"Terakhir ada warga negara Cina, yang datang beserta rombongan melihat rumah Tabuik dan segala miniaturnya,"ujar Afni.

Hanya saja kunjungan ini belum terkelola dengan baik, mengingat kedua rumah Tabuik belum memadai untuk menjadi representatif seluruh prosesi Tabuik.

Baca juga: Tabuik Masuk Kharisma Even Nusantara 2024, Ketua DPRD Pariaman: Momentum Geliatkan Dunia Pariwisata

Ia mengaku saat ini Pemko sedang berupaya membuat Museum Tabuik untuk jadi wisata budaya masyarakat yang ingin mengetahui Tabuik dari sejarah hingga prosesinya.

"Museum akan kami buat di rumah Tabuik Pasa, insyaallah tahun ini sudah rampung," ujarnya.

Rumah Tabuik di luar perhelatan Tabuik biasanya memang selalu sepi, kecuali ada anak-anak yang bermain bola di halamannya saat sore.

Meski Tabuik memiliki nilai sejarah yang tinggi dan daya tarik sendiri, Pemko Pariaman belum berhasil memanfaatkan rumah Tabuik sebagai tempat edukasi dan promosi Tabuik jelang Pesona Hoyak Tabuik dimulai.

Afni mengaku kebanyakan masyarakat hanya tau Tabuik saat akan dibuang ke laut. Padahal banyak prosesi dan proses pembuatan fisik Tabuik dilakukan sebelum Tabuik dibuang.

"Ini memang jadi catatan kiat, kita memang ingin Tabuik dikenal lebih jauh bukan hanya saat prosesi puncak saja," tuturnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved