Berita Populer Padang
POPULER PADANG: Macet Panjang di Sitinjau Lauik dan Upaya Penanganan Abrasi Pasir Jambak
Akibat terjadinya kecelakaan truk di jalur Sitinjau Lauik, kondisi lalu lintas Padang-Solok mengalami kemacetan panjang, Kamis (30/5/2024).
TRIBUNPADANG.COM - Simak sejumlah berita yang menarik dibaca menjadi populer Padang yang tayang dalam 24 jam terakhir di TribunPadang.com.
Pertama, akibat terjadinya kecelakaan truk di jalur Sitinjau Lauik, kondisi lalu lintas Padang-Solok mengalami kemacetan panjang, Kamis (30/5/2024).
Kemacetan terjadi karena ada truk pasca kecelakaan yang rusak di kelok banto Sitinjau Lauik.
Selanjutnya, abrasi kembali menghantam pesisir pantai Kota Padang di Pasir Jambak. Kondisi ini terjadi akibat gelombang tinggi yang terjadi sejak Minggu (26/5/2024) yang lalu.
Untuk penanganan, Pemko sudah kirim surat kepada Balai Wilayah Sungai Sumatera V dan Balai wilayah sungai pusat agar dipasang geobag atau karung-karung berisi material pasir dan sejenisnya.
Simak lebih lengkap berikut ini:
1. Truk Kecelakaan di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Buka Tutup Urai Kemacetan
Akibat terjadinya kecelakaan truk di jalur Sitinjau Lauik, kondisi lalu lintas Padang-Solok mengalami kemacetan panjang, Kamis (30/5/2024).
Saat dikonfirmasi TribunPadang.com, salah seorang Youtuber Sitinjau Lauik, Ade membenarkan bahwa saat ini terjadi kemacetan dari arah Padang ke Solok dan sebaliknya.
"Kemacetan terjadi karena ada truk pasca kecelakaan yang rusak di kelok banto Sitinjau Lauik," kata Ade.
Ade menyampaikan, untuk arah Solok menuju Padang saat ini kemacetan sudah melebihi gedung lama Ripha Pharmasi.
"Kemacetan sudah terjadi sejak tadi malam hingga saat ini," ujar Ade.
Baca juga: Terhalang Truk Kecelakaan, Lalu Lintas di Sitinjau Lauik Sumbar Sempat Macet Panjang
Ia menyebut, di titik lokasi kecelakaan dan truk rusak sudah ada pihak kepolisian yang mengatur lalu lintas.
"Jalur diberlakukan buka tutup untuk mengurai kemacetan," jelas Ade.
Ade mengungkapkan, saat ini pengendara harap hati-hati melewati Sitinjau Lauik karena banyak truk besar yang lewat.
"Ini merupakan dampak pembatasan operasional truk besar ketika melewati Sitinjau Lauik," pungkas Ade.
Sebelumnya, kondisi lalu lintas penghubung Padang-Solok di jalur Sitinjau Lauik, Sumatera Barat (Sumbar) alami kemacetan sejak tadi pagi, Kamis (30/5/2024).
Hal tersebut diakibatkan selain adanya kecelakaan beruntun antara truk, juga ada sejumlah truk yang alami kerusakan di sepanjang jalur Sitinjau Lauik.
Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang pengendara Ferdi kepada tribunpadang.com saat dirinya melewati Sitinjau Lauik hari ini.
Baca juga: Truk Kecelakaan di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Buka Tutup Urai Kemacetan
"Titik kemacetan terjadi itu jalur Solok menuju Padang dan sangat panjang," katanya.
Ia melihat, kemacetan terjadi karena sejumlah truk alami kerusakan sehingga menghalangi badan jalan.
"Mungkin ada yang tidak kuat menanjak sehingga harus berhenti di tengah jalan," ujar Ferdi.
Ferdi menyebut, kemacetan dari arah Solok menuju Padang sudah terjadi sejak tadi malam.
"Katanya sudah sejak malam macet dan kendaraan didominasi truk-truk besar," terang Ferdi.
Ferdi mengungkapkan, dirinya pakai kendaraan bermotor karena takut terjebak macet di Sitinjau Lauik.
"Kalau pakai motor memang agak pelan tapi bisa menyalip-nyalip kendaraan di depan," pungkasnya.
2. Abrasi di Pasir Jambak, Pj Wako Padang Upayakan Pemasangan Geobag dan Pemecah Ombak
Abrasi kembali menghantam pesisir pantai Kota Padang di Pasir Jambak. Kondisi ini terjadi akibat gelombang tinggi yang terjadi sejak Minggu (26/5/2024) yang lalu.
Pj Wali Kota Padang Andree Algamar menyampaikan, badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Padang sudah diperintahkan untuk turun ke lapangan guna memastikan kondisi abrasi.
Di samping itu, juga sudah dikirimkan surat kepada Balai Wilayah Sungai Sumatera V dan Balai wilayah sungai pusat agar dipasang geobag atau karung-karung berisi material pasir dan sejenisnya.
"Minimal akan diberikan geobag dulu, untuk penanganan pertama," kata Andree Algamar, Kamis (30/5/2024)
Selanjutnya, kata Andree Algamar, pihaknya menginginkan adanya tanggul pemecah ombak.
Baca juga: ANRI Serahkan, Sertifikat MOWCAP Arsip Indarung I ke PT Semen Padang
Untuk itu, pihaknya juga sudah melaporkan ke BNPB. Dengan adanya pemecah ombak, abrasi bisa ditangani secara komprehensif.
"Kita harap penanganan abrasi ini komprehensif," kata Andree Algamar.
Zaitul Ikhlas Korban Abrasi
Zaitul Ikhlas bersama istri dan empat orang anaknya selama dua hari terakhir harus mengungsi ke musala dekat rumahnya.
Selain mengungsi, Zaitul juga turut mengangkut perabotan rumah ke musala yang berjarak sekitar 10 meter dari rumahnya.
Pria berusia 49 tahun ini merupakan warga Pasir Jambak Kelurahan Pasie Nan Tigo Kota Padang.
Selama tiga hari terakhir ia dan keluarganya selalu was-was karena tingginya gelombang air laut.
Dilihat tribunpadang.com pada Rabu (29/5/2024) sore, rumah mereka hanya berjarak lima meter saja dari bibir pantai.
Tak ada yang menghalangi laju ombak selain bekas pohon cemara yang tumbang Desember 2023 lalu, yang juga dampak abrasi.
Zaitul bilang, sejak Minggu (26/5/2024) gelombang laut amat tinggi. Puncaknya pada Selasa (28/5/2024) siang.
Baca juga: Angin Puting Beliung Terjang Pemukiman Warga di Bukik Batabuah Agam Sumbar, Belasan Rumah Terdampak
Saat itu pasang air laut merobohkan satu tiang rumahnya yang terbuat dari kayu. Oleh sebab itu, ia terpaksa membuka dinding rumahnya.
Abrasi yang terjadi kemarin, ujar Zaitul membawa pasir ke rumahnya yang juga sekaligus kedai nasi.
Ketebalan pasir yang terbawa air laut itu sekira 20-25 sentimeter.
Hingga sore tadi, ia mengangsur membersihkan lantai rumahnya dengan sekop.
Ia mengatakan, selama setahun terakhir abrasi dan gelombang tinggi terjadi sebanyak tiga kali.
"Juni 2023, Desember 2023 dan terparah sekarang. Kemarin itu puncaknya, pasang berbarengan dengan gelombang tinggi," ujar Zaitul.
"Saya tinggal dan lahir di sini yang kemarin paling besar," tambahnya.
Kata dia, abrasi kemarin terjadi sekitar pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB.
"Saya khawatir rumah kami ini yang rubuh kalau kondisi pasang air laut tetap begini," katanya.
Ia berharap pemerintah dapat segera memulihkan kondisi di Pantai Pasir Jambak. Menurutnya, pemasangan batu grip merupakan solusi agar bisa memecah ombak.
Baca juga: Aktivitas Warga Kembali Normal Pasca Banjir Rob Rendam Puluhan Rumah di Padang Pariaman
"Kita berharap pemerintah cepat untuk penanganan. Tindakan dari BPBD atau instansi terkait sudah datang ke sini, berulang, mungkin karena anggaran yang terbatas," ujar dia.
"Kalau terus-terusan begini, kami akan pindah," imbuh Zaitul.
Sementara itu, Ernawati ditemui tribunpadang.com saat ia membersihkan rumah seorang nenek, berjarak sekitar 50 meter dari rumah Zaitul.
Hanya saja, di rumah yang dibersihkan Ernawati lebih dekat dengan batu grip, sehingga tidak terlalu terdampak abrasi.
Ernawati ditemui saat ia sedang membersihkan rumah tetangganya itu dengan sekop.
"Saya bantu bersihkan bagian depan rumah nenek ini dari tumpukan pasir yang terbawa gelombang," kata Ernawati.
Adapun, katanya, nenek si empunya rumah harus mengungsi ke rumah Ernawati.
"Ya kemarin memang besar gelombangnya, gelombang laut besar sejak empat hari terakhir, dan nenek yang punya rumah istirahat di rumah saya," ujar dia.
Salah seorang warga yang rumahnya di cukup dekat dengan batu grip bilang bahwa ia bersyukur lantaran rumahnya tak terdampak abrasi.
"Alhamdulillah tak terlalu terdampak karena rumah kami dekat dengan batu grip, air laut pun tak masuk ke rumah kami," kata dia.
Sementara itu, berdasarkan catatan BMKG Maritim Teluk Bayur, dua hari terakhir kondisi perairan khususnya di wilayah pesisir sepanjang garis pantai Provinsi Sumatera Barat ketinggian gelombang laut terkategori rendah dengan ketinggian berkisar antara 0,5 hingga 1,25 meter.
Namun, perubahan kecepatan tiupan angin yang bertiup di permukaan perairan disertai dengan alun (swell) yang berasal dari samudera lepas menyebabkan peningkatan ketinggian gelombang.
Prakirawan BMKG Maritim Teluk Bayur, Ferdy Gustian Utama menjelaskan, kondisi ini memberikan dampak pertambahan ketinggian gelombang yang sampai di wilayah pantai.
"Kami memperkirakan penurunan ketinggian gelombang akan terjadi pada esok hari (30/5/2024) sehingga kondisi gelombang Kembali normal," katanya melalui pesan WhatsApp.
Baca juga: Angin Puting Beliung Terjang Pemukiman Warga di Bukik Batabuah Agam Sumbar, Belasan Rumah Terdampak
Untuk potensi peningkatan ketinggian gelombang, pihaknya masih akan terus kami mengamati.
"Kami mengharapkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan perubahan kondisi terutama kondisi gelombang dan angin yang bertiup di permukaan wilayah perairan," pungkasnya.
_____
Baca berita terbaru di Saluran TribunPadang.com dan Google News
3 BERITA POPULER PADANG: Flyover Sitinjau Lauik, Dewa United Bidik 3 Poin dan Smart Surau |
![]() |
---|
3 BERITA POPULER PADANG: Tiket GHAS Naik, Penertiban Reklame Berjalan dan 2 Pria Terlibat Sabu |
![]() |
---|
3 BERITA POPULER PADANG: Renovasi Stadion HAS, Target Dapur MBG dan Wako Apresiasi KRI Bima Suci |
![]() |
---|
3 BERITA POPULER PADANG: Tumpukan Sampah Usai Hujan, PKL Kena Tertibkan dan Kabau Sirah Wajib Menang |
![]() |
---|
3 BERITA POPULER PADANG: Pohon Beringin Tumbang, Gowes Siti Nurbaya dan Penyalahgunaan Ganja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.