BERITA POPULER SUMBAR

POPULER SUMBAR: Pertemuan Mahyeldi-Epyardi, Cuaca Ekstrem di Sekitar Marapi, Lalu Lintas di Malalak

Berita populer Sumbar pertemuan Mahyeldi-Epyardi, cuaca ekstrem di sekitar Marapi, dan lalu lintas di Malalak.

Editor: Rizka Desri Yusfita
Istimewa
Momen Mahyeldi dan Epyardi Asda tampak akrab di Rumah Dinas Bupati Tanah Datar pada Selasa (14/5/2024) sore. 

Di bagian bawah baliho, juga ada gambar mobil dengan plat merah BA 1 dengan latar berwarna oranye.

Sementara, baliho bergambar Mahyeldi lainnya tampak terpasang di Jalan Padang - Bukittinggi tepatnya di dekat Simpang Tugu Ikan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman.

Adapun di baliho itu, Mahyeldi tidak sendiri, melainkan bersama wakilnya saat ini, yaitu Audy Joinaldy.

Terlihat di baliho itu gambar karikatur Mahyeldi yang bergandengan tangan dengan Audy. Selain bergandengan tangan, baik Mahyeldi dan Audy di gambar itu tengah mengendarai mobil.

Menariknya, mobil yang dikendarai Mahyeldi di baliho itu berwarna oranye, sama seperti warna partai yang dinaunginya, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Sementara, Audy mengendarai mobil yang berwarna hijau, warna yang kerap diasosiasikan dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Untuk diketahui juga, pada baliho Mahyeldi-Audy itu juga tertulis narasi "Tetap di Sumbar" di bagian atas. Adapun di bagian bawah tercantum narasi "Melaju Lebih Kencang".

Baca juga: POPULER SUMBAR: Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar dan Longsor Dekat Kelok 9 Lima Puluh Kota

Kedewasaan dalam Berpolitik

Pengamat politik dari Universitas Negeri Padang (UNP), sekaligus Direktur Revolt Institute, Eka Vidya Putra mengatakan menilai bahwa penampakan akrabnya Mahyeldi dan Epyardi sebagai kedewasaan keduanya dalam berpolitik.

Eka menjelaskan, berpolitik ialah berkompetisi, dan bukan berarti bermusuhan. Dalam kompetisi itu, para kandidat memanfaatkan kelemahan lawan, dan mengedepankan kekuatan mereka.

Senggol-menyenggol menurutnya hal biasa dalam pertarungan politik, tetapi bukan berarti tidak bersahabat, tidak berteman, tidak bertegur sapa.

"Artinya bagi saya itu (keakraban Mahyeldi dan Epyardi) hal yang biasa saja dalam politik, menunjukkan kedewasaan berpolitik. Lalu kemudian nanti nya saling berkompetisi lagi, nyindir lagi itu hal yang biasa saja," jelas dia.

Jelas Eka lagi, politik bukan musuhan, apalagi dalam sistem elektoral, masing-masing kandidat bertarung merebut simpati masyarakat, berebut dukungan masyarakat, selain menjual gagasan dan ide dalam membangun daerah.

"Menandakan politik kita sudah maju," tambah dia menilai momen keakraban Mahyeldi dan Epyardi.

Cabiak-cabiak Bulu Ayam

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved