Forum Ilmiah IntelekTuli FIB Unand Luncurkan Kamus Bahasa Isyarat Digital Berbasis Bisindo

Forum Ilmiah IntelekTuli Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) meluncurkan Kamus Bahasa Isyarat Digital dalam wujud laman atau websit

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Rahmadi
ISTIMEWA
Kampus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas. Forum Ilmiah IntelekTuli Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) meluncurkan Kamus Bahasa Isyarat Digital dalam wujud laman atau website yang dinamai dengan Intelektuli. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Forum Ilmiah IntelekTuli Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) meluncurkan Kamus Bahasa Isyarat Digital dalam wujud laman atau website yang dinamai dengan Intelektuli.

Website diluncurkan pada 6 Desember 2023 lalu, berdekatan dengan momen peringatan Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap 3 Desember. 

Ketua Forum Ilmiah IntelekTuli Rona Almos mengatakan kamus digital bahasa isyarat ini merupakan hasil penelitian tahun pertama dari tiga tahun yang direncanakan. 

Bahasa isyarat yang dihimpun pada kamus digital ini berbasis standar Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo). Di samping itu, kamus bahasa isyarat ini bersifat tematik, bukan alfabetik.

"Tahun pertama, yang siap diluncurkan ini, adalah tema pengajaran dan pembelajaran. Tahun kedua, direncanakan tema pelayanan publik," ujar Rona, dikutip Kamis (7/12/2024).

Baca juga: Hadir di Unand, Cak Imin Ditantang Ungkap Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Jika Menang Pilpres

Rona Almos menjelaskan bahwa penelitian ini muncul dari kesadaran akan kebutuhan mendesak perangkat yang memadai bagi komunitas penyandang tuli di wilayah Sumatera Barat. 

"Motivasi kami juga didorong oleh keterbatasan juru bahasa isyarat di wilayah ini. Dengan hanya delapan juru bahasa isyarat untuk lebih dari seribu penyandang tuli, kami menyadari urgensi untuk menciptakan alat komunikasi yang dapat diakses secara luas dan mandiri," ujarnya.

Selain itu, penelitian ini tidak hanya mengejar peningkatan aksesibilitas, tetapi juga wujud usaha memahami kebutuhan unik komunitas Teman Tuli dalam konteks pelayanan publik, kesehatan, transportasi, dan kehidupan sehari-hari mereka. 

Rona memandang bahwa penelitian ini adalah langkah konkret dalam mendukung hak-hak penyandang tuli, mempromosikan inklusivitas, dan membangun jembatan komunikasi yang lebih baik di antara kita semua.

Lebih lanjut Rona menyebutkan bahwa fasilitas gedung pelayanan publik di negara ini, tampaknya belum maksimal ramah disabilitas, terutama Teman Tuli jika boleh dikategorikan sebagai disabilitas.

Rambu dan petunjuk masih belum toleran terhadap Teman Tuli. Jangankan pengumuman suara, visual teks pun tidak berhasil menyentuh mereka.

Baca juga: Pantun hingga Pernyataan Rocky Gerung saat jadi Pembicara di Andalas Lawyers Club Unand

"Nah, satu kegelisahan kami ini telah kami tuangkan dalam bentuk artikel ilmiah yang telah terbit di Jurnal Kebijakan Publik Volume 14 Nomor 4 Tahun 2023. Dalam artikel tersebut, kami merekomendasikan perangkat pengumuman visual yang bisa menarik perhatian Teman Tuli," katanya.

Menurutnya, IntelekTuli ini adalah kamus bahasa isyarat tematik digital berbasis BISINDO yang pertama di Indonesia. 

"Kami telah menelusuri berbagai laman dan media sosial dan tidak menemukan konten serupa. Laman kamus bahasa isyarat memang telah ada, tetapi berbasis SIBI," katanya.

Selanjutnya laman kamus bahasa isyarat ini yang merupakan hasil penelitian dari Universitas Andalas bisa menjadi contoh produk unggulan hasil penelitian dari bidang ilmu humaniora. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved